BERITA.NEWS, Makassar – Dinas Perikanan dan Pertanian (DP2) Kota Makassar kembali menggelar musyawarah tani yang disebut Abbulo Sibatang tahun 2019, Rabu (4/9/2019).
Kegiatan tersebut dilaksanakan di tengah lokasi persawahan di Kajenjeng, Kelurahan Tamangapa, Kecamatan Manggala, Kota Makassar, dan diikuti ratusan kelompok tani, penyuluh pertanian, Babinsa dari Kodim 1408/BS serta sejumlah undangan lainnya.
Kepala Dinas Perikanan dan Pertanian (DP2) Kota Makassar, Abdul Rahman Bando mengatakan, melalui kegiatan Abbulo Sibatang tahun 2019, didiskusikan berbagai hal untuk meningkatkan produksi pertanian, khususnya padi di daerah ini.
Dikatakannya, banyak hal yang dibahas serta menjadi bahan diskusi mulai benih unggul yang direkomendasi, ketersediaan pupuk bersubsidi dan pestisida serta lainnya.
Menurut mantan Kadis Pendidikan Makassar ini, yang paling penting dari semua itu adalah bagaimana komitmen semua pihak, baik Pemerintah maupun petani untuk menerapkan hal-hal yang sudah disepakati bersama.
Kata dia, banyak permasalahan yang dihadapi para petani, namun dengan diskusi dan komunikasi yang baik, problem tersebut dapat diselesaikan.
Diakuinya, meskipun lahan pertanian sudah terbatas, namun Kota Makassar pernah mendapatkan penghargaan produksi padi yang cukup tinggi mencapai 8,2 ton/ha di Kelompok Tani Parangloe, Kecamatan Tamalanrea. Keberhasilan itu bisa tercapai karena adanya sinergitas antara Pemerintah, TNI bersama petani.
“Meskipun lahan pertanian di Makassar itu terbatas, tetapi yakinlah pertanian itu tidak akan mati. Karena jika pertanian itu sudah tidak ada lagi, maka tentu saja peradaban kehidupan manusia juga sudah tidak ada lagi. Maka tetaplah semangat bagi para petani, karena kalian berkontribusi besar bagi kelangsungan hidup banyak orang,” pesan Abdul Rahman Bando menutup arahannya.
Sementara itu, Kadis Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura (KPTPH) Provinsi Sulawesi Selatan, Hj Fitiani, menambahkan, kegiatan Abbulo Sibatang merupakan ikon gotong-royong yang dilakukan setiap memasuki musim tanam. Kegiatan Ini bertujuan memadukan analisis ilmiah serta kearifan lokal di masing-masing kabupaten.
Melalui kegiatan Abbulo Sibatang ini dibahas pola iklim, teknis budidaya yang disetujui dan disepakati oleh Pemerintah bersama petani. Diakuinya, Makassar ini meskipun daerah perkotaan, tapi masih memiliki 2.600 ha luas lahan.
“Kota Makassar juga memiliki kontribusi produksi pangan secara nasional, meskipun dengan keterbatasan lahan yang dimiliki, karena ditunjang oleh teknologi,” ujar Fitriani.
Fitriani menambahkan, secara menyeluruh, Provinsi Sulsel memiliki luas areal 650 ribu hektar, dengan 2 kali musim tanam. Dengan luasan itu, Sulsel mampu memproduksi beras 6 juta ton/tahun.
“Sulsel ini menjadi penyanggah beras bagi 27 provinsi di Indonesia, jadi kita kirim kesana, disamping ada yang untuk kita komsumsi sendiri. Selebihnya kita simpan sebagai stok pangan,” paparnya.
Pada kesempatan ini, pihak Dinas Perikanan dan Pertanian (DP2) Kota Makassar memberikan bantuan sarana produksi serta mesin pertanian ke sejumlah kelompok tani.
Comment