Seleksi Peserta Magang ke Jepang 2019 Resmi Dibuka

pembukaan seleksi calon peserta magang ke Jepang di tahun 2019. (BERITA.NEWS/Ratih Sardianti Rosi).

pembukaan seleksi calon peserta magang ke Jepang di tahun 2019. (BERITA.NEWS/Ratih Sardianti Rosi).

BERITA.NEWS, Makassar – Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Kota Makassar bekerja sama dengan International Manpower (IM) Japan kembali membuka seleksi calon peserta magang ke Jepang di tahun 2019.

Kegiatan tersebut dibuka secara resmi oleh Asisten I, Sittiara Kinang di Ruang Rapat Sipakatau Lt 2, Balai Kota, Makassar, Senin (09/12/2019).

Sittiara mengatakan, program magang ke Jepang merupakan kesempatan besar yang diberikan IM Japan setelah sempat terputus di tahun 2002.

“Dulu sempat terputus ditahun 2002, untuk sekarang diusahakan Dinas Ketenagakerjaan Kota Makssar, itu berusaha diberikan lagi kesempatan (magang ke Jepang) untuk 2018 dan 2019,” terangnya.

Kata Sittiara, ada tiga point kewajiban yang harus dijaga oleh peserta magang, supaya berkesinambungan dengan kerjaan ke Jepang.

“Tiga point yang harus dijaga yakni kewajiban menjaga nama baik Bangsa dan Negara, kedua menjaga nama baik perusahaan di mana dia bekerja, ketiga menjaga nama baik keluarga,” jelas Sittiara.

Ia mengatakan, program ini menjadi salah satu cara untuk menekan angkah pengangguran di Kota Makassar. Sehigga setelah kembali peserta dapat mengadopsi etos kerja, disiplin kerja, pengetahuan serta dapat membuka lapangan kerja.

“Diharapkan ketika dia kembali ke Indonesia bisa membuka lapangan kerja,” terangnya.

Plt kabid Informasi pasar kerja dan peningkatan produktifitas disnaker, Suardi mengatakan bahwa peserta akan melakukan beberapa tahap seleksi, untuk tahap pertama akan dilakuakn tes matematika.

“Untuk seleksi hari ini kita akan mulai seleksi matematika, kemudian yang lulus matematika dilanjutkan dengan seleksi kesemaptaan. Ini semua sudah seleksi berkas, berkas sudah oke. Tinggal matematika, kesamaptaan, kemudian ke fisik,” kata Suardi.

“Tes Fisik dilakukan di lapangan telkom. Setelah itu barulah melakukan tes wawancara. Setelah lulus wawancara, kita menunggu info dari pusat, dari kementrian kapan lagi dilanjutkan dengam MCU (Medical Check Up)nya. Yang lulus MCU, diberikan waktu 2 bulan belajar hahasa Jepang, baru kita tes lagi bahasa Jepang,” lanjutnya.

Lebih lanjut, untuk penempatan magang yang digelar ke dua kalianya ini, tergantung dari kejuruan masing-masing peserta.

“Kalau dia dari perawat, perempuam rata-rata dari perawat, misalnya perawat lansia. Kalau laki-laki yang diterima yang ada keterampilan teknik, otomotas kalau teknik di perusahaan-perusahaan yang bergerak dibidang teknik,” bebernya.

Adapun persoalan gaji, kata Suardi, penghasilan tergantung dari tempat magang dari peserta. Semakin besar perusahaan yang ditempati, semakin tinggi juga penghasilannya.

“Gajinya tentu bervariasi, tergantung dari tempat kerjanya, dari keahlian mereka, bahkan ada sampai 50 juta/bulan. Artinya tidak semua begitu, ada juga di bawahnya,” kata Suardi.

“Perusahaan sudah jelas, begitu dia lulus pelatihan bahasa, sudah jelas tempatnya,” tambahnya.

Suardi berharap, dengan hadirnya peluang bagi masyarakat yang ingin memperluas wawasannya di negeri sakura itu akan mengurangi angka pengangguran di kita Makassar.

“Kita harapkan, setelah dia kembali dari Jepang, dia bisa mandiri. Karena disana bukan TKI, dia belajar sambil kerja. Jadi ilmu yang dia dapatkan, gaji yang dia dapatkan, itu dia bisa pake untuk mandiri. Buka usaha sendiri, sesuai dengan pengalamannya sendiri,” bebernya.

Diketahui, jumlah pendaftar peserta magang ke Jepang sebanyak 273 orang, sedangkan yang hanya mengambil nomor tes sebanyak 155. Namun, yang mengambil nomor tes dan mengikuti tes tahap awal hanua sebanyak 139 orang.

Peserta yang lolos seleksi akan mengikuti magang ke Jepang selama 3 tahun dengan mendapatkan fasilitas pemondokan, uang saku dan asuransi.

Sementara itu, Nurhidayah (21) yang merupakan peserta magang ke Jepang mengaku telah berlatih dan mempersiapkan diri menjelang seleksi magang ke Jepang ini.

“Kalau persiapannya cuman latihan matematika 20 nomor sama lari 10 menit 1,5 kilo, push up, sama sit up. Persiapan belajar saya juga mengikuti pelatihan di disnaker setiap hari jumat, sekali seminggu,” kata Nurhidayah.

Kata Nurhidaya, yang menjadi kendala menurutnya hanua pada tes fisik, sebab ia belum terbiasa dengan olahraga seperti yang ia latih jelang tes fisik nantinya.

“Kalau matematikanya sering dilatih, penjumlahan, tes kesehatan aman. Tapi kalau fisik itu masih kurang, karena orang tidak langsung olahraga, apalagi saya orang yang jarang olahraga,” ungkapnya.

Nurhidayah mengaku, hal ini menjadi peluang untuknya agar bisa ke Jepang. Sebab, sejak SMA, ia sudah mencita-citakan untuk bisa ke negeri sakura.

“Sekarang banyak yang ke Jepang begini, apa alagi untuk perawat, cuman kebanyakan itu swasta, dan membayar. Kalau disnaker kan gratis,” imbuhnya.

“Semoga bisa lulus. Karena kebanyakan jatuh di tes fisik, dan kelemahan saya ada disitu. Tapi saya akan tetap mencoba,” pungkasnya.

  • Ratih Sardianti Rosi

Comment