Masuk Daerah Rawan Gempa, BMKG Serahkan Peta Bahaya Tsunami Desa Sawakung Beba dan Tamasaju

BERITA.NEWS – Masyarakat Takalar yang tinggal di wilayah pesisir diminta selalu waspada terhadap bencana alam, terutama gempa bumi dan tsunami. Kabupaten Takalar berada di wilayah dengan struktur patahan aktif, sehingga seluruh elemen masyarakat dan pemerintah daerah wajib siaga.

Kepala Stasiun Geofisika Gowa, Rosa Amelia, S.Si., M.T., menjelaskan bahwa Sesar Walanae Barat, Sesar Walanae Timur, dan Sesar Selayar memengaruhi aktivitas seismik di Sulawesi Selatan. “Peta patahan aktif Indonesia dari Kementerian ESDM juga menunjukkan adanya patahan mendatar di lepas pantai Jeneponto, dekat wilayah pesisir Takalar,” ungkap Rosa saat membuka Sekolah Lapang Gempa Bumi dan Tsunami (SLG) BMKG Tahun 2025 di Desa Sawakung Beba, pekan lalu.

Catatan sejarah menunjukkan aktivitas tektonik di Takalar dan sekitarnya terjadi berulang. Gempa darat pada 1997 berkekuatan 4,3 magnitudo dengan kedalaman 30 km, gempa tahun 1968 di perairan Takalar 4,8 magnitudo pada kedalaman 25 km, serta sejumlah gempa kecil lainnya, memperkuat potensi bencana di masa depan.

Berdasarkan pemodelan skenario, sebagian wilayah Takalar berisiko genangan akibat gempa besar dari sumber Flores Backarc Thrust Lombok–Sumbawa. Potensi ini menjadi ancaman serius bagi masyarakat, mengingat kawasan pesisir Takalar padat penduduk, memiliki infrastruktur vital, serta lahan pertanian dan perikanan yang menjadi tumpuan ekonomi lokal. Dampak gempa signifikan bisa meluas pada aspek sosial, ekonomi, dan pembangunan daerah.

Baca Juga :  Bupati Takalar Apresiasi TNI atas Suksesnya TMMD ke-126

Untuk memperkuat kesiapsiagaan, BMKG melalui Stasiun Geofisika Kelas II Gowa menggelar SLG dengan tujuan membangun budaya sadar bencana berbasis ilmu pengetahuan dan partisipasi masyarakat serta pemerintah daerah. Kegiatan diikuti 38 peserta dari BPBD Takalar, Polres, Kodim, camat, kepala desa, sekolah, masyarakat wilayah rawan bencana, dan media lokal.

SLG mencakup sesi paparan dan diskusi mengenai potensi kegempaan dan tsunami di Takalar, sistem peringatan dini BMKG, serta strategi kesiapsiagaan. Peserta juga mempraktikkan Table Top Exercise (TTX), menyimulasikan gempa kuat dan berperan aktif dalam pengambilan keputusan cepat serta koordinasi lintas instansi.

Selain itu, BMKG menyerahkan Peta Bahaya Tsunami Desa Sawakung Beba dan Tamasaju, Kecamatan Galesong Utara, kepada BPBD Takalar sebagai langkah strategis memperkuat kesiapsiagaan dan penyebaran informasi kebencanaan kepada masyarakat pesisir.

Sekolah Lapang Gempa Bumi dan Tsunami 2025 menjadi bagian penting strategi kesiapsiagaan daerah. Dengan memahami kondisi geologi dan sejarah kegempaan Takalar, seluruh lapisan masyarakat diharapkan menyadari bahwa bencana gempa bumi bukan ancaman yang jauh, melainkan realitas yang harus diantisipasi bersama.

ads

Comment