Paket Proyek Disdik Sinjai Disorot, Diduga Masih Diatur ‘Ketua Kelas’ Oknum Kontraktor

proyek-kontruksi

Ilustrasi perencanaan pembangunan proyek. (dok. Photobyphotoboy/Shutterstock)

BERITA.NEWS, SINJAI – Sejumlah paket proyek di Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sinjai diindikasi dikuasai oknum yang biasa disebut “Ketua Kelas”.

Istilah Ketua Kelas ini santer terdengar di era pemerintahan Andi Seto-Andi Kartini di Kabupaten Sinjai.

Meski tak lagi dipimpin Andi Seto, istilah Ketua Kelas ini berlanjut di era pemerintahan Pj. Bupati Sinjai, TR. Fahsul Falah.

Hal tersebut terungkap dengan beredarnya rekaman percakapan oknum kontraktor yang kesal lantaran diduga tidak kebagian proyek dari Disdik Sinjai.

Rekaman percakapan yang berdurasi kurang lebih 4 menit itu, diduga suara oknum kontraktor berinisial SD. Ia tengah berkomunikasi dengan eks anggota DPRD Sinjai inisial BH.

Dalam percakapannya. Ia mengaku kesal dengan kebijakan Dinas Pendidikan dalam hal pengaturan proyek di Instansi yang di pimpin Irwan Suaib itu.

Dalam suara rekaman itu yang diduga SD mendukung BH untuk melaporkan proyek yang tersedia di Disdik Sinjai itu.

Terungkap juga bahwa diduga tersedia 12 paket proyek di Disdik yang diatur oleh SR yang disebut-sebut sebagai “Ketua Kelas”.

“Pj Bupati kan sudah bilang tidak ada lagi istilah Ketua Kelas, tapi kenapa itu di Disdik masih saja memakai oknum yang mengatur proyek membagi-bagi,” ungkapnya.

“Saat saya menghadap, saya malah didorong ke SR, ada apa ini, siapa ini SR,” begitu dalam percakapan rekaman yang beredar.

Begitupun ungkapan SD, yang dimana saat menghadap sama Kabid Disdik juga diarahkan untuk bertemu SR yang juga dikenal sebagai kontraktor.

Selain Kadis Pendidikan, nama salah satu Kepala Bidang (Kabid) Disdik juga turut di sebut dalam proyek tersebut.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sinjai, Irwan Suaib yang di konfirmasi melalui seluler enggan menanggapi terkait dugaan bagi-bagi proyek Disdik.

Sementara Kabid Disdik SD yang dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp, Adli Arifin membantah perihal informasi bagi-bagi proyek tersebut.

Terkait dengan jatah menjatah, Adli membantah informasi tersebut. “Tidak benar itu, karena dikerjakan secara swakelola,” tegasnya.

Adli mengaku, proyek yang disediakan pihaknya berjumlah 10 paket untuk Sekolah Dasar.

Saat ditanya, apakah ada keterlibatan dan kerjasama APH dalam pelaksanaan proyek tersebut?

Adli mengaku kalau kerjasama tetap ada dengan APH. “Kerjasamanya terkait pendampingan kegiatan yang dilaksanakan,” kata Adli.

Sementara Satria Ramli yang diduga sebagai “Ketua Kelas” saat dikonfirmasi terpisah hanya bertanya balik terkait informasi itu.

“Informasi dari mana lagi,” singkatnya. (*)

Comment