BERITA.NEWS, Bulukumba – Malam yang semestinya dipenuhi tawa anak-anak berubah menjadi tragedi mengerikan saat kobaran api membumbung tinggi dari sebuah kios di Sapiri, Desa Balleanging, Kecamatan Ujung Loe, Kamis (20/11/2025) pukul 20.30 Wita.
Namun di balik kepanikan dan jeritan warga, muncul sosok kecil perkasa, dia Alita Nurul Magfirah, bocah berusia 10 tahun yang mempertaruhkan nyawanya demi menyelamatkan seorang balita empat tahun yang terjebak di dalam kobaran api.
Peristiwa itu bermula ketika Alita dan empat teman sekolahnya sedang mengerjakan tugas di kios milik tetangga.
Mereka mempraktikkan penggunaan lem lilin tanpa menyadari bahaya besar yang mengintai.
Uap partalite yang tersimpan di dalam kios diduga tiba-tiba tersambar, memicu ledakan kecil diikuti api yang langsung membesar.
Dalam hitungan detik, suasana berubah kacau. Anak-anak itu berhamburan keluar menyelamatkan diri.
Namun di tengah kepanikan, langkah kecil Alita terhenti. Ada yang tertinggal, seorang balita yang sedang terlelap di dalam kios.
Tanpa menunggu siapapun, tanpa memikirkan jarak antara hidup dan mati, ia kembali menerobos pintu belakang kios yang sudah dilalap api.
“Saya tiba-tiba ingat ada anak kecil tidur di dalam, jadi saya lari ke pintu belakang kios ambil anak itu,” ucap Alita dengan suara lirih saat ditemui di RSUD Sulthan Dg Radja Bulukumba, Sabtu (22/11/2025).
Dengan tubuh kecilnya, ia membangunkan balita itu, lalu menariknya keluar sambil melindungi tubuh sang balita dengan kain bajunya.
Ia membungkuk, menahan panas, menjadikan dirinya tameng dari jilatan api. Balita itu selamat, tapi tidak tanpa pengorbanan.
Kaki dan tangan kanan Alita terbakar, sebagian rambut, alis, dan bulu matanya hangus tersengat api.
Kios tempat mereka berada luluh lantak sebelum mobil pemadam kebakaran tiba.
“Akses masuk padat kendaraan, jadi pemadaman sempat terhambat,” kata Kepala Seksi Prasarana Dinas Pemadam Kebakaran, Andi Baso Sullewatan, menanggapi kejadian tersebut.
Ia juga mengimbau orang tua agar lebih waspada terhadap aktivitas anak dan memastikan rumah dalam kondisi aman dari potensi kebakaran.
Kini, Alita menjalani perawatan intensif di Ruang Palem Perawatan Anak RSUD HA. Sulthan Dg Radja Bulukumba.
Luka bakarnya masih dililit perban. Di sisinya, sang ibu, Ana, terus mendampingi, wajahnya penuh cemas, namun tak bisa menyembunyikan kebanggaan pada keberanian putrinya.
“Mohon doanya, semoga anak saya cepat sembuh,” harap Ana dengan mata berkaca-kaca.
Meski tubuhnya memerah terbakar, keberanian Alita menyisakan jejak yang jauh lebih terang daripada api yang menghanguskannya.
Jejak seorang pahlawan kecil yang tanpa ragu mempertaruhkan segalanya demi menyelamatkan satu nyawa.

Comment