BERITA.NEWS, Banda Aceh – Sebuah momen sederhana namun penuh makna yang dilakukan Wakil Gubernur Aceh, Fadhlullah, mendadak viral di media sosial dan menjadi perbincangan hangat masyarakat.
Dalam video yang beredar luas itu, Wagub Aceh tampak tampil apa adanya tanpa jarak, tanpa protokol kaku berinteraksi langsung dengan warga dengan penuh kehangatan dan kerendahan hati.
Gaya kepemimpinan yang humanis tersebut langsung menuai pujian dari berbagai kalangan.
Tokoh masyarakat Bireuen, Dedi Santri atau yang akrab disapa Bang Radja, menyebut sikap Fadhlullah sebagai potret nyata pemimpin berjiwa rakyat.
“Aceh terbuka untuk siapa saja, asalkan menghargai adat dan hukum yang berlaku. Sikap seperti ini penting untuk memperkuat citra Aceh sebagai wilayah yang ramah, namun tetap berprinsip,” ujar Bang Radja dengan penuh apresiasi.
Menurutnya, apa yang dilakukan Fadhlullah bukan sekadar gestur spontan, melainkan simbol keterbukaan dan kearifan lokal Aceh yang sesungguhnya.
Kepemimpinan yang merangkul, bukan menjaga jarak itulah nilai yang kini mulai dirindukan masyarakat di tengah maraknya gaya kepemimpinan yang kaku dan formal.
Bang Radja menegaskan bahwa “meuripee lam adat” (hidup dalam adat) adalah fondasi karakter masyarakat Aceh yang tetap bisa berjalan selaras dengan kemajuan zaman.
Fadhlullah dinilai mampu menampilkan keseimbangan itu: sederhana namun berwibawa, modern tapi tetap berpijak pada akar budaya.
Lebih dari sekadar video viral, momen ini menjadi pesan moral bagi para pejabat lain bahwa rakyat tidak butuh pemimpin yang hanya tampil di podium, tetapi sosok yang hadir, mendengar, dan berbaur di tengah mereka.
“Ketika pemimpin mau turun langsung, bersikap terbuka, dan berbaur tanpa sekat, di situlah rakyat merasa dihargai. Itulah akhlak sejati orang Aceh,” pungkas Bang Radja.
Sikap terbuka Wakil Gubernur Aceh ini kini menjadi contoh nyata bagaimana kerendahan hati bisa menjadi kekuatan politik dan sosial yang luar biasa.
Publik pun berharap, keteladanan seperti ini dapat menginspirasi seluruh pejabat di Aceh untuk menjaga keseimbangan antara kekuasaan dan kemanusiaan antara jabatan dan akhlak.


Comment