BERITA.NEWS,Makassar- Alumni Aktivis Titik Revolusi Jalan Urip Sumoharjo Akram angkat bicara atas kericuhan Massa Aksi di Makassar berujung tragedi pembakaran Gedung DPRD Kota dan Provinsi.
Akram mengatakan beberapa hari yang lalu muncul beberapa isu Nasional di antaranya Kenaikan Gaji Anggota DPR dan kenaikan pembayaran pajak,hal itu memicu aksi unjuk rasa mahasiswa di Jakarta dan wilayah lain di Indonesia.
Amarah Mahasiswa memuncak ketika wacana pembubaran DPR RI oleh Massa Aksi ditanggapi dengan guyonan Pimpinan Komisi III DRR RI Ahmad sahroni yang mengatakan “orang tolol sedunia yang mau membubarkan DPR”.
Menurut Eks Aktivis yang berprofesi sebagai Advokat ini menilai pernyataan politisi Partai Nasdem itu memantik demonstrasi oleh Mahasiswa di seluruh Indonesia, termasuk Makassar.
Demonstrasi ini makin diperkeruh sekaligus menyedihkan ketika Aparat Brimob kala itu yang ingin membubarkan Massa, malah melindas seorang drive ojek online dengan mobil taktis hingga meregang nyawa pada Kamis malam (28/8).
Adanya kejadian tersebut kini muncul lagi kebencian terhadap institusi polri dari berbagai elemen masyarakat dan mahasiswa, hingga kini 7 orang anggota brimob sudah di proses pelanggaran kode etik.
“Yang ingin saya katakan adalah jangan terlalu berlebihan membenci dan menyalahkan oknum dan atau institusi polri, coba saja kita lihat kejadian tadi malam beberapa video yang tersebar di grup-grup wa,
dengan kejadian pembakaran dimana-mana termasuk kejadian yang di alami oleh kantor DPRD dan bahkan ada beberapa korban jiwa serta luka-luka, tak terlihat satu orang pun pihak kepolisian berada di lokasi unjuk rasa,” ungkapnya.
Ia menilai Aksi Diam Aparat Kepolisian ini bukan tanpa alasan mereka tidak melakukan pencegahan pembakaran di beberapa titik di Kota Makassar ini, melainkan mereka tidak mau lagi mengambil resiko atau minimal saat ini pihak kepolisian meminimalisir resiko-resiko yang kemungkinan terjadi.
“Oleh sebab jangan terlalu berlebihan membenci dan menyalahkan institusi Polri dengan kejadian yang sudah terjadi, andai saja ada pihak pengamanan paling tidak yah ada sedikit pencegahan atau kobaran api tidak sebesar yang kita lihat seperti malam tadi.
Baiknya saling menjaga dalam artian mahasiswa sebagai agen of change yang melakukan unjuk rasa melakukan unjuk rasa damai dan pihak kepolisian yang melakukan pengamanan untuk tidak keluar dari Standar Operasional Prosedur yang ada. Memang negara ini membutuhkan polri untuk menjaga keamanan dalam negeri,” jelasnya.


Comment