Jelang Idul Adha, Pemprov bersama BI dan Pemda se-Sulsel Bahas Pengendalian Inflasi

High Level Meeting Pemprov, BI dan Pemda se-Sulsel bahas upaya pengendalian inflasi jelang Idul Adha di kantor Gubernur (dok.)

BERITA.NEWS,Makassar- Pemprov Sulsel bersama Bank Indonesia (BI) dan Pemda 24 Kabupaten kota membahas upaya strategis dalam pengendalian inflasi jelang Idul Adha.

Melalui High Level Meeting bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan Tim Percepatan Digitalisasi Daerah (TP2DD) serius membahas upaya antisipasi itu di Ruang Pola kantor Gubernur. Rabu (28/5/2025).

Rapat dipimpin Wakil Gubernur Fatmawati Rusdi dihadiri oleh Kepala Perwakilan BI Rizki Ernadi Wimanda, Ketua DPRD Provinsi, Forkopimda, Bupati Walikota se-Sulawesi Selatan, Kepala OPD terkait, dan pimpinan lembaga vertikal, seperti OJK, Bulog, dan BPS.

Kegiatan dilaksanakan dalam rangka membahas koordinasi pengendalian inflasi selama periode Hari Besar Keagamaan Nasional, khususnya jelang Idul Adha 2025.

Rizki Ernadi mengatakan sebagai upaya untuk mengantisipasi lonjakan harga pada periode HBKN Idul Adha 2025, TPID se-Sulawesi Selatan menetapkan beberapa strategi utama.

Pertama, melaksanakan GPM Serentak dengan berfokus pada komoditas penyumbang inflasi, seperti cabai, bawang merah, ikan-ikan, dan minyak goreng untuk mendukung stabilisasi harga pada HBKN Idul Adha 2025 wilayah pemukiman.

Kedua, melaksanakan perluasan jenis komoditi pada program mandiri benih, mencakup hortikultura (Cabai, Bawang, Tomat) serta bantuan bibit ikan dalam rangka menjaga ketersediaan pasokan. Kab/Kota segera sampaikan data CPCL berkoordinasi dengan OPD terkait.

Ketiga, melakukan updating data neraca pangan secara konsisten oleh Dinas Ketahanan Pangan di Kab/Kota. Data tersebut menjadi acuan Bupati/Walikota untuk menyusun kebijakan pengendalian pasokan dan stabilitas harga.

Baca Juga :  Andi Sudirman Berikan Bantuan Pendidikan 5 Ribu Siswa SLB se-Sulsel

Keempat, Mengkaji pembentukan BUMD Pangan sebagai off taker dari petani champion yang ada di masing-masing Kab/Kota.

“Seta memperkuat cadangan pangan pemda, memantau distribusi pangan keluar daerah, serta mewaspadai praktek penimbunan di tiap daerah,” ungkapnya.

Sementara itu, dalam rangka mendukung akselerasi implementasi ETPD untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan PAD, TP2DD se-Sulawesi Selatan menetapkan beberapa strategi utama.

Pertama, membahas penguatan digitalisasi oleh Pemkab/kota masing-masing dalam bentuk HLM TP2DD yang nantinya menjadi poin dalam penilaian TP2DD.

Kedua, menyusun Roadmap Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah (ETPD) Tahun 2026 – 2030 tingkat Provinsi, Kota dan Kabupaten, sebagai tindaklanjut berakhirnya Roadmap ETPD Tahun 2021 – 2025.

Ketiga, menyiapkan perangkat dan ketentuan pendukung dalam rangka implementasi ETPD, apabila dibutuhkan, dan mendorong semua ASN mempunyai mobile banking BPD Sulselbar dan menggunakan QRIS (sebagai role model). Serta memasang QRIS di lingkungan Pemda (masjid, kantin, dan koperasi).

Keempat, mempercepat penerbitan dan penggunaan Kartu Kredit Indonesia (KKI) di masing-masing OPD di seluruh Sulawesi Selatan.

Kelima, mengimplementasi berbagai model bisnis digitalisasi sesuai dengan kondisi daerah masing-masing, seperti parkir, sampah, air, pasar, terminal, pariwisata, dan rumah ibadah.

Keenam, memperbanyak frekuensi transaksi elektronik sampai tingkat desa oleh Bank Sulselbar sebagai bank rekening kas umum.

Comment