Ekonomi Nasional Merosot, Pertanian Sulsel Melejit Ditengah Perang Dagang Global

Sulsel Talk 2025 Bank Indonesia (BI) (dok)

BERITA.NEWS,Makassar- Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan (KPw) Sulawesi Selatan (Sulsel) kembali menggelar Sulsel Talk, ulas isu perang dagang global dan dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi daerah.

Sulsel Talk 2025, mengulas tema “Ekonomi Sulsel dipusaran perang dagang global 2.0: menakar resiko menjemput peluang di Gedung Lantai 4 Kantor BI Jalan Jenderal Sudirman Makassar. Rabu (14/5/2025).

Kepala BI Sulsel Rizki Ernadi Wimanda mengatakan Pengumuman tarif resiprokal ya dari Amerika Serikat kepada negara-negara di dunia ini ya menyebabkan meningkatnya fragmentasi ekonomi global dan menurunnya volume perdagangan dunia.

Rizki mengatakan beberapa lembaga seperti IMF, World Bank, bahkan Bank Indonesia sendiri memperkirakan tahun ini pertumbuhan ekonomi melambat di dunia ya, dari 3,2 menjadi 2,9 persen.

“Awalnya kita perkirakan 3,2 stay dari 2024 menjadi 2025 stay. Tetapi sekarang turun 2,9. Amerika Serikat kita prediksikan turun menjadi 2% ya. Tiongkok juga demikian ke 4% dari 5 ke 4 ya.

Sementara Jepang kawasan ee Eropa justru meningkat ya. Nah, ini ada indeks ketidakpastian yang namanya economic policy uncertain,” ucapnya.

Lebih lanjut, Rizki Ernadi Wimanda mengatakan perekonomian nasional pada triwulan I juga alami penurunan dari 5,02 persen menjadi 4,87 persen.

“Seluruh komponen di sisi pengeluaran itu melambat ya. Sementara di lapangan usaha sebagian besar juga mengalami perlambatan ya, kecuali di pertanian.

Baca Juga :  IYS 2025 di Makassar: Generasi Muda Ambil Peran Nyata Bangun Indonesia Emas

Nah, nanti kita bedah di pertanian Sulawesi Selatan juga meningkat pesat ya. Jadi dari 0,71% di triwulan yang lalu sekarang menjadi 10,52. Jadi memang growth drivernya itu di triwulan 1 adalah di sektor pertanian,” jelasnya.

“Seluruh komponen di sisi pengeluaran itu melambat ya. Sementara di lapangan usaha sebagian besar juga mengalami perlambatan ya, kecuali di pertanian.

Nah, nanti kita bedah di pertanian Sulawesi Selatan juga meningkat pesat ya. Jadi dari 0,71% di triwulan yang lalu sekarang menjadi 10,52. Jadi memang growth drivernya itu di triwulan 1 adalah di sektor pertanian,” jelasnya.

Secara spasial, pertumbuhan ekonomi nasional tertinggi ada di Sulawesi yaitu 6,40 ya. Sementara Kalimantan di bawah 5 yaitu 4,32, Sumatera 4,8, Jawa juga 4,9, Bali Nustara juga 3,12, Maluku dan Papua malah ada yang negatif ya sehingga totalnya adalah 1,7.

“Jadi, growth of driver-nya, driver of growth-nya ada di Sulawesi. Jadi, kalau kita lihat kontribusi 6,4% itu sebagian besar disumbang oleh Sulawesi Selatan. Kita perlu tepuk tangan untuk Sulawesi Selatan,” pungkasnya.

Comment