Realisasi Investasi Sulsel TW 1 2025 Capai Rp 3,932 Triliun

BERITA.NEWS,Makassar- Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM- PTSP) Pemprov Sulsel merilis realisasi Investasi triwulan I 2025.

Kepala DPM-PTSP Sulsel Asrul Sani menyampaikan realisasi stunting TW 1 mencapai Rp 3,9 Triliun lebih, ada peningkatan dibanding TW 1 2024.

“Capainnya terdiri dari realisasi penanaman modal asing sebesar Rp1,5 triliun lebih, dan penanaman modal dalam negeri sebesar Rp2,4 triliun lebih,” ucapnya.

Asrul mengatakan investasi di Sulsel pada TW 1 masih didominasi oleh Penanaman Modal Dalam Negeri

“Kemudian secara year-on-year, dibandingkan dengan realisasi investasi di triwulan pertama tahun sebelumnya, kita

mengalami peningkatan sebesar 56,84 persen. Secara nominal, peningkatannya sebesar Rp1,4 triliun lebih,” ungkapnya.

Selain itu, soal serapan tenaga kerja di Sulsel
218 orang untuk tenaga kerja asing dan 5.394 orang dalam negeri.

“Bila dibandingkan dengan serapan tenaga kerja di semester pertama tahun sebelumnya, year-on-year-nya juga meningkat sebesar 51,43 persen.

Untuk target tahun ini, kita ditargetkan sebesar Rp16,61 triliun. Ini merupakan hasil diskusi dengan Kementerian Investasi, di mana kita meminta target diturunkan agar lebih realistis,” ungkapnya.

Sebelumnya, target yang diberikan di wilayah selatan sebesar Rp19 triliun. Jika dibandingkan antara target dan realisasi di triwulan pertama, telah mencapai 23,67 persen.

Baca Juga :  Razia Mendadak Guncang Lapas Makassar, Satu Blok Hunian Digeledah Serentak

“Sebaran realisasi investasi berdasarkan kabupaten/kota, sebagian besar masih terpusat di Kota Makassar, sebesar 28 persen atau Rp1,134 triliun.

Kemudian yang kedua berada di Kabupaten Lutim sebesar Rp585 miliar atau 14,88 persen. Ketiga di Kabupaten Gowa sebesar Rp416 miliar atau 10,60 persen.

Keempat di Luwuk sebesar Rp415 miliar atau 10,56 persen. Dan kelima di Kabupaten Bantaeng sebesar Rp297 miliar atau 7,56 persen,” ungkapnya.

Selanjutnya, realisasi investasi PMA
berdasarkan sektor, yang terbesar adalah sektor pertambangan sebesar Rp 991 miliar atau 25 persen. Kemudian sektor industri makanan sebesar Rp701 miliar atau 18 persen.

Sektor perdagangan dan reparasi sebesar Rp534 miliar atau 14 persen. Lalu sektor transportasi, pergudangan, dan telekomunikasi sebesar Rp438 miliar atau 11 persen.

Sektor industri logam sebesar Rp310 miliar atau 8 persen. Terakhir, sektor usaha lainnya sebesar Rp927 miliar atau 24 persen.

Berdasarkan sektor utama, sektor primer, yaitu yang langsung diambil dari alam seperti rumput laut dan ikan, sebesar Rp1 triliun atau 25 persen.

Sektor sekunder, seperti industri pengolahan makanan dan nikel, sebesar Rp1 triliun lebih atau 26 persen.

Comment