BERITA.NEWS, Bulukumba – Sebanyak 28 pengusaha gabah mitra Bulog di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, mengeluhkan kebutuhan mendesak akan alat pengering atau dryer.
Mereka kesulitan menyerap gabah dari petani karena 90 persen gabah yang masuk ke gudang dalam kondisi basah akibat musim hujan yang tengah melanda wilayah tersebut.
Ketidaktersediaan alat pengering menyebabkan seluruh gudang penyimpanan mitra Bulog di Bulukumba penuh dengan gabah basah.
Pengusaha gabah, Andi Syamsir, mengatakan saat ini pengeringan hanya bisa dilakukan secara manual menggunakan sinar matahari. “Itupun jika hujan tidak turun,” ujarnya pada Rabu (16/4/2025).
Rendahnya penyerapan gabah dari petani membuat pengusaha berharap pemerintah segera memberikan solusi.
Mereka khawatir, jika terus dibiarkan, gabah petani akan terus menumpuk karena tidak bisa masuk ke pabrik dalam kondisi basah.
Keterbatasan fasilitas pengeringan di setiap gudang menjadi hambatan utama.
Untuk sementara, Syamsir menyarankan agar petani melakukan pengeringan terlebih dahulu sebelum membawa gabah ke gudang.
Saat ini, harga gabah yang ditetapkan pemerintah berada di angka Rp6.500 per kilogram.
Namun di lapangan, khususnya di Bulukumba, Sinjai, dan sekitarnya, harga gabah kerap ditekan oleh tengkulak menjadi hanya Rp5.000–5.500 per kilogram.


Comment