Mimpi Sukiyat Indonesia Punya Mobnas; Karya Esemka dan AMMDes Pupus oleh Oligarki

BERITA.NEWS, Jakarta – Masih ingat dengan H Sukiyat? Dialah inisiator mobil Esemka dan kendaraan Alat Mekanis Mutiguna Pedesaan (AMMDes). Mimpinya, Indonesia punya mobil nasional karya sendiri harus pupus oleh kepentingan oligarki.

Kini, penyandang disabilitas ini mencari keadilan, menggugat dua anak perusahaan Astra’ PT Velasto Indnesia dan PT Ardendi Jaya Sentosa di Pengadilan Negeri Jakarta Utara terkait wanprestasi. Gugatan itu teregister Nomor Perkara 110/Pdt.G/2025/PN Jkt.Utr pada Kamis 20 Februari 2025. Sukiyat minta haknya dipenuhi, kerugiannya ditaksir ratusan miliar rupiah.

“Indonesia hampir punya mobil nasional. Ada banyak kepentingan, orang-orang malah memanfaatkan, memberikan janji sampai saya diingakri dan dibohongi. Oligarki masih berkuasa di negeri ini,” curhat Sukiyat via telepon, Sabtu (22/2/2025) malam.

Mobil Esemka tak lepas dari sosoknya. Pria asal Klaten, Jawa Tengah merupakan inisiator pertama tercetusnya mobil Esemka yang dirakit pada 2012 lalu. Dia pun sempat hadir bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi) ketika melakukan persemian pabrik PT Solo Manufaktur Kreasi di Desa Demangan, Boyolali, Jawa Tengah, pada 6 September 2019.

Kala itu, dirinya yang menyandang disabilitas sejak lahir memberikan selamat, meski tak masuk dari bagian perusahaan, Sukiyat mengaku cukup inisiator saja. Mohon masyarakat Indonesia memberikan dukungan dan kesematan bagi produk anak bangsa berkreasi mewujudkan mobil.

Sukiyat tak kecewa. dia langsung banting setir menggarap kendaraan pedesaan atau AMMDes (Alat Mekanis Multiguna Pedesaan). Sukiyat merasa bersyukur karyanya menggarap kendaraan pedesaan lebih dihargai ketimbang gagasan Esemka-nya yang banyak dinyinyir orang.

Menurut Sukiyat, dalam menggarap kendaraan pedesaan ini dirinya digandeng Astra. Dia mengaku diberi saham 49 persen. “Mahesa atau AMMDes (kendaraan pedesaan) ini kebetulan saya bersama Astra, saya dikasih saham 49 persen. Inisiasi (hasil pemikiran) saya dinilai. Kalau Esemka boro-boro dinilai, malah diperkarai, dimarahkan wah…” kata Sukiyat seperti dilansir Kamis (25/10/2018)

Sukiyat malah curhat saat-saat dirinya membangun Esemka. Saat itu, banyak pihak yang seakan tidak senang dengan pengembangan Esemka.

“Bikin ke sana diserang. Korban (kerugian-Red) saya banyak. Oven (untuk cat mobil-Red) saya yang di sini kebakar, bengkel saya mau dibakar, wah banyak. Masalahnya saya capek,” curhatnya.

Baca Juga :  Hadir di PN Jakut, Kuasa Hukum Astra Pilih Bungkam Hadapi Gugatan Sukiyat

Sukiyat yang merupakan pemilik dari bengkel ‘Kiat Motor’, Klaten bisa dibilang adalah rahim dari Kiat Esemka pertama kali. Sukiyat pada awalnya membantu anak-anak Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) membuat mobil dengan tujuan utama untuk mentransfer ilmu.

Kendaraan pedesaan atau AMMDes (Alat Mekanis Multiguna Pedesaan) didesain, dikembangkan, dan diproduksi oleh PT Kiat Mahesa Wintor Indonesia (KMWI) yang merupakan anak perusahaan PT Velasto Indonesia. Perusahaan ini merupakan salah satu unit usaha PT Astra Otoparts Tbk. Melalui KMWI, AMMDes memiliki 2 fungsi, yaitu sebagai alat produksi untuk meningkatkan produktivitas pertanian di pedesaan dan memobilisasi hasil produksi di desa.

Dengan fungsi tersebut, AMMDes memiliki tiga tipe yaitu tipe fix bin dengan power take off (PTO-mengambil tenaga dari sumber lain dan mentransmisikan energi tersebut untuk aplikasi lain), tipe fixed bin dengan ALSINTAN dan tipe flat deck atau passenger dengan PTO. Untuk unit AMMDes yang memiliki fasilitas PTO yang terintegrasi dapat diaplikasikan dengan pemecah gabah, pemutih padi, pompa irigasi, generator dan berbagi peralatan lainnya

Sayangnya, kerjasama Sukiyat dengan Astra pupus. Kendaraan karyanya tersebut sempat heboh, saat Presiden Republik Indonesia Joko Widodo didampingi oleh Menteri Perindustrian Republik Indonesia Airlangga Hartarto pada 2 Agustus 2018 meluncurkan Alat Mekanis Multiguna Pedesaan atau AMMDes pada ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2018. Pada kesempatan ini, Presiden RI ketujuh itu juga mengingatkan pelaku industri otomotif agar tetap bekerja keras dengan inovasi, apalagi saat ini ada tiga tantangan besar, yakni semakin meluasnya fenomena mobil listrik, disrupsi teknologi dan perubahan siklus pasar otomotif global.

Bahkan rencana ekspor 10.000 unit AMMDes untuk dipasarkan sebagai kendaraan mulitguna di ke negara Afrika, Nigeria secara bertahap selama lima tahun sempat terealisasi di tahap awal, tapi kini kabar kendaraan untuk mempermudah petani di tanah air itu tak kunjung terdengar lagi. Yang hanya terdengar, seorang penyandang disablitas yang punya kepintaran dan semangat ulet mewujudkan anak bangsa punya mobil sendiri akhirnya pupus, dimatikan perlahan-lahan.

Comment