Gangguan Kepribadian Narsistik, Dokter RS Ainun Parepare Beri Edukasi

rs-hah

Dokter spesialis kejiwaan dari Rumah Sakit (RS) Regional dr Hasri Ainun Habibie (HAH) Parepare, dr Muhammad Alim Jaya. (Foto: Istimewa)

Parepare, BERITA.NEWS – Sikap narsis pada dasarnya merupakan hal yang wajar dan dimiliki oleh setiap individu dalam kadar tertentu. Namun, ketika sifat ini berkembang secara berlebihan, hal itu bisa menjadi indikasi gangguan kepribadian narsistik atau Narcissistic Personality Disorder (NPD).

Gangguan kepribadian narsistik adalah kondisi mental di mana seseorang memiliki perasaan yang sangat berpusat pada dirinya sendiri, disertai kebutuhan tinggi untuk mendapatkan perhatian dan kekaguman. Orang dengan NPD juga cenderung kurang memiliki empati terhadap orang lain serta kerap bersikap manipulatif.

Dokter spesialis kejiwaan dari Rumah Sakit (RS) Regional dr Hasri Ainun Habibie (HAH) Parepare, dr Muhammad Alim Jaya, menjelaskan bahwa NPD merupakan gangguan jiwa dengan gejala khas yang harus diwaspadai.

“Gangguan kepribadian narsistik atau NPD ditandai dengan beberapa gejala, seperti sikap manipulatif, kesulitan menerima kritik, serta kecenderungan menyalahkan orang lain. Biasanya, kondisi ini mulai terlihat sejak remaja dan bertahan hingga dewasa,” ungkap dr Alim dalam edukasi kesehatan, Kamis (13/02/2025).

Baca Juga :  Tasming Hamid dan Hermanto Bersiap Jalani Pelantikan sebagai Walikota dan Wakil Walikota Parepare

Menurutnya, NPD bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk lingkungan dan pola asuh. Orang dengan gangguan ini tampak memiliki kepercayaan diri tinggi, tetapi sebenarnya hanya sebagai mekanisme pertahanan untuk menutupi rasa tidak aman mereka.

“Mereka sering kali tidak menyadari bahwa perilaku mereka bermasalah. Mereka juga sulit menerima kekurangan diri sendiri dan jarang merasa bersalah,” tambahnya.

Dr Alim mengimbau masyarakat untuk lebih peduli terhadap kondisi kesehatan mental di sekitarnya. Jika ada seseorang yang menunjukkan gejala NPD, disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter spesialis kejiwaan atau psikiater guna mendapatkan penanganan yang tepat.

Comment