PAREPARE, BERITA.NEWS – Direktur RSUD Andi Makkasau Parepare, dr. Renny Anggraeni Sari, menyatakan akan melakukan evaluasi terhadap pelayanan rumah sakit setelah muncul keluhan dari warga.
Hal ini diungkapkannya saat dihubungi oleh Berita.News melalui akun WhatsApp pribadinya pada Sabtu (28/12/2024).
“Kami akan melakukan evaluasi terkait kekecewaan warga tersebut,” ujar dr. Renny singkat.
Ia menjelaskan bahwa program pendaftaran online yang saat ini diterapkan di RSUD Andi Makkasau adalah kebijakan dari BPJS Kesehatan.
Pihak rumah sakit, kata Renny, hanya melaksanakan instruksi untuk mensosialisasikan sistem tersebut kepada masyarakat.
“Sebenarnya, program pendaftaran online itu merupakan program dari BPJS. Rumah sakit diminta mensosialisasikan program tersebut ke seluruh pengguna layanan,” jelasnya.
Warga Keluhkan Pelayanan
Sebelumnya, seorang warga bernama Kasim mengungkapkan kekecewaannya terhadap pelayanan RSUD Type B Andi Makkasau.
Menurutnya, petugas rumah sakit seperti “memaksa” warga untuk memiliki smartphone agar bisa melakukan pendaftaran online.
“Saya sangat kecewa sekali dengan pelayanan di RS Andi Makkasau Parepare. Bayangkan, petugas di sana seakan-akan memaksa kami untuk memiliki HP Android agar bisa berobat,” keluh Kasim.
Ia menjelaskan, saat dirinya akan mengambil nomor antrean untuk pengobatan selanjutnya, petugas rumah sakit meminta agar ia mendaftar melalui aplikasi online.
Kasim merasa hal ini memberatkan, mengingat ia tidak memiliki ponsel pintar.
“Setelah berobat, saya diberitahu lagi oleh petugas yang berbeda agar mendaftar secara online untuk pengobatan selanjutnya. Saya sudah jelaskan bahwa saya tidak punya HP, tapi malah mendapatkan respons yang tidak mengenakkan, seperti ‘usahaki.’ Itu yang membuat saya kecewa,” ungkapnya dengan nada kesal.
Tanggapan RSUD Andi Makkasau
Menanggapi hal ini, dr. Renny memastikan bahwa pihaknya akan meninjau kembali kebijakan sosialisasi pendaftaran online, terutama dalam memperhatikan keterbatasan akses warga terhadap teknologi.
“Kami tidak bermaksud memberatkan masyarakat. Evaluasi akan dilakukan untuk memastikan layanan kami bisa lebih baik ke depannya,” pungkasnya.
Evaluasi dan Solusi
Kasus ini mencerminkan perlunya pendekatan yang lebih inklusif dalam penerapan program berbasis teknologi, terutama di sektor pelayanan kesehatan.
Dengan adanya komitmen dari pihak RSUD untuk mengevaluasi pelayanan, diharapkan masalah serupa tidak terjadi lagi dan masyarakat dapat mengakses layanan kesehatan dengan lebih mudah. (*)
Comment