BERITA.NEWS,Makassar- Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (TPH-Bun) Pemprov Sulsel sebut puluhan hektare (ha) tanaman padi di kabupaten Bantaeng rusak akibat dampak polusi asap pabrik smelter.
Kepala Dinas TPH-Bun Pemprov Sulsel Imran Jausi mengatakan pihaknya sudah mengirim tim mengetahui lebih detail dampak rusaknya puluhan hektare tanaman padi di Bantaeng.
“Kemarin itu ada 65 hektare yang terdampak, tadi pagi saya tugaskan kepala Balai berangkat ke bantaeng, awalnya kami duga limbah cair ternyata asap polusi itu,” ucapnya.
Lebih lanjut, Imran Jausi mengatakan dampak polusi dari cerobong asap pabrik smelter ini sangat cepat merusak tanaman, khususnya padi yang dekat dari lokasi tersebut.
“Jelas polusi itu menghambat proses fotosintesa akhirnya tanaman padi mati secara perlahan,” ungkapnya.
Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas TPH-Bun Sulsel Muhammad Sarifuddin mengatakan asap dari polusiĀ pabrik smelter mengandung merkuri yang sangat berbahaya bagi lingkungan.
“Merkuri ini dari asap terjadi di polusi sehingga melengket di daun padi yang ada di bantaeng, kami sedang memastikan luasan yang pasti dan memastikan apa yang di sampaikan pengelola perusahaan,” ujarnya.
Dampak akibat polusi kemungkinan besar akan terus meluas terhadap kelangsungan tanaman pangan dan lingkungan sekitar pabrik smelter jika tidak ada upaya antisipasi dari pihak perusahaan maupun pemerintah.
“Terpaksa bisa saja relokasi lahan karena sudah mengandung merkuri makanya Dinas lingkungan hidup yang turun kesana. Pikiran saya pasti akan relokasi bisa saja di 65 ha akan bertambah,” kata Imran Jausi menambahkan.
Berdasarkan informasi yang ada, pabrik smelter ini dikelola perusahaan PT Huady Nikel Alloy Group, lokasinya hanya berjarak 1 kilometer dari areal pertanian dan pemukiman.
Polusi ini juga rupanya telah dirasakan masyarakat sekitar wilayah Papanloe dan Desa mawang. Kebanyakan dari mereka alami gangguan pernapasan, batuk-batuk akibat debu pabrik smelter.
Comment