BERITA.NEWS,Makassar- Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Pemprov Sulsel Andi Eka Prasetya melakuka kunjungan ke Control Center PLN Sistem Makassar, (20/11/2023).
Kadis ESDM Pemprov diterima langsung GM PT PLN (Persero) Unit Induk Pusat Penyaluran dan Pengaturan Beban (UIP3B) Sulawesi Jarot Setyawan dan GM PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi (UID) Sulserabar Moch. Andy Adchaminoerdin.
Andi Eka mengatakan Pemprov Sulsel mendukung penuh upaya yang dilakukan oleh PT PLN untuk memulihkan kondisi Kelistrikan Sulbagsel.
Baca Juga: Kadis ESDM Provinsi Pantau Pendistribusian BBM dan LPG 3kg Tepat Sasaran
Pemprov juga mengusulkan agar PT PLN merevisi RUPTL khususnya di Sulbagsel untuk penambahan kapasitas pembangkit Energi Baru Terbarukan (ETB) untuk mengantisipasi pasokan listri.
“Ini jangan sampai kejadian serupa yang dapat terjadi lagi di waktu yang akan datang. Upaya-upaya tersebut telah membuahkan hasil sehingga terhitung sejak 10 November 2023 pemadaman listrik pada malam hari dapat dikurangi,” ucapnya.
Andi Eka juga memantau kondisi kelistrikan Sulawesi Bagian Selatan secara realtime melalui dashboard pada Control Center.
“Kami juga melihat secara langsung bagaimana petugas PLN melaksanakan upaya pengaturan sistem kelistrikan tanpa henti dan perlahan sudah menunjukkan hasil yang baik, yang menarik adalah kondisi air membaik berkat TMC sehingga kami optimis kondisi menuju normal,” jelasnya.
GM PT PLN (Persero) UID Sulserabar Moch. Andy Adchaminoerdin menjelaskan bahwa dalam kondisi normal Sistem kelistrikan Sulbagsel masih surplus.
Namun karena kondisi elnino saat ini Daya Mampu Pasok (DMP) menurun karena PLTA tidak bisa beroperasi secara maksimal akibat debit air yang berkurang, selain itu supplai itu dari PLTB juga tidak stabil.
Untuk mengatasi defisit tersebut PT PLN (Persero) masih melakukan pemadaman bergilir maksimal 4 jam perhari, melakukan TMC dengan menggunakan drone pada lokasi lokasi PLTA, penambahan kapasitas pembangkit dengan melakukan relokasi PLTD dari wilayah lain dengan total daya sebesar 80 MW.
Comment