Pemprov Sulsel Dorong Pisang Standar Ekspor, Siapkan 100 Ribu Ha Lahan

Kepala Dinas TPH-Bun Pemprov Sulsel Imran Jausi paparkan rencana tanam pisang standar ekspor (dok)

BERITA.NEWS,Makassar– Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel tengah menggodok budi daya pisang standar ekspor untuk mendorong ekonomi masyarakat.

Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (TPH-Bun) Sulsel, Imran Jauzi mengatakan upaya ini sejalan dengan program Pj Gubernur Sulsel soal ketahanan dan kedulatan pangan.

Memulai hal itu, Tim Pemprov Sulsel telah melakukan study tour ke PT Great Giant Food (GGF), salah satu perusahaan pengolahan pangan terbesar.

Menerapkan konsep integrated farming, yang memadukan perkebunan dan peternakan dalam siklus produksi yang berkelanjutan.

Imran Jausi mengatakan ada dua jenis pisang standar ekspor yaitu Cavendish, kepok tanjung, dan emas, pembibitannya melalui kultur jaringan.

Ketersedian lahan terpenuhi, memafaatkan kebun dinas di beberapa daerah, lalu kerjasama dengan Kampus dan kelompok tani totalnya ada 100 ribu hekrtare (ha).

Adapun soal pembibitan dari sumber-sumber bibit yang sudah ada dan membeli bibit pisang hasil kultur jaringan dari Bogor, Lampung, atau di Medan untuk memenuhi kebutuhan.

Baca Juga :  Wagub Sulsel Buka Trend Hijab Expo 2025, Tekankan Pentingnya Dukungan UMKM

“Kita sebenarnya memiliki laboratorium (Kultur Jaringan) ini, hanya kapasitasnya kecil. Hanya bisa sepuluh ribu atau dua puluh ribu bibit dalam setahun,” ucapnya.

Lebih lanjut, Imran mengatakan pihaknya juga tengah menggodok membuat panduan penanam pisang untuk mitra kerja Dinas TPH-Bun.

“Untuk itu, kita mengundang para akademisi kita, mitra-mitra kerja TPH-Bun selama ini, untuk membantu pembuatan buku panduan tersebut. Sehingga, itulah yang menjadi SOP-nya,” ungkapnya.

“Target kita di bulan pertama adalah kita lakukan pemetaan lahan Pemprov, masyarakat. Setelah itu, kita melakukan identifikasi sumber ketersediaan bibit
pisang apakah dibeli di Bogor, Lampung, Jogja, atau di Medan karena kita belum mampu memproduksi.

Tapi, insya Allah tahun depan kalau sudah lengkap laboratorium kultur jaringan, ngapain lagi beli,” ungkapnya.

Comment