BERITA.NEWS,Jakarta- Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menemukan
berbagai kenaikan harga berbagai komoditas pangan, baik di tingkat produsen maupun konsumen.
Kenaikan di tingkat produsen terjadi di beberapa komoditas pangan khususnya pada wilayah Pulau Kalimantan (Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Barat),
Pulau Jawa (Banten dan Jateng) serta Jambi, Bali dan Nusa Tenggara Barat.
Pada tingkat konsumen, kenaikan terjadi hampir di seluruh wilayah.
Dari pengawasan, kenaikan perlu waspadai dan antisipasi pada komoditas beras premium, beras medium, cabe rawit merah serta jagung pilpilan kecil.
Alasannya, komoditas tersebut merupakan salah satu bahan baku utama untuk memproduksi produk penting lainnya.
Antisipasi tersebut perlu guna
menghindari terjadinya kelangkaan yang berdampak pada kenaikan harga.
Direktur Ekonomi KPPU, Mulyawan Renamanggala beserta Kepala Kantor Perwakilan seluruh wilayah Indonesia memaparkan hasil temuan tersebut.
Mengantisipasi hal tersebut, KPPU baik di tingkat pusat maupun wilayah aktif
melakukan pengawasan di lapangan atas berbagai komoditas penting.
Menjelang Ramadhan 1444 H ini, KPPU menemukan berbagai kenaikan harga di
berbagai komoditas.
Dari koordinasi yang dilaksanakan dengan pemerintah, berbagai kelangkaan barang tersebut dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti cuaca dan hama,
kenaikan permintaan menjelang hari besar keagamaan, pengurangan subsidi biaya produksi, atau adanya peremajaan tanaman pangan.
Olehnya itu, KPPU fokuskan observasinya pada tiga komoditas, yakni beras, minyak goreng rakyat, dan daging sapi/kerbau.
Pada komoditas beras, harga nasional terus mengalami kenaikan sejak September 2022, pemicu oleh kenaikan biaya produksi beras.
Namun dari sisi pasokan, masih terdapat surplus produksi beras sebanyak 2,6 juta ton (Maret) dan 800 ton (April).
Pada minyak goreng, volume Minyakita meningkat bandingkan Januari 2023, namun secara proporsi masih lebih rendah bandingkan minyak curah.
Pendistribusian DMO Minyak Goreng Rakyat dalam bentuk Minyakita Februari 2023 sebesar 88.811 ton atau 24,66% dari total DMO.
Harapannya DMO Minyakita dapat mencapai 40%. Untuk menjaga ketersediaan minyak goreng (antisipasi menjelang puasa dan lebaran),
pemerintah telah melakukan pasokan minyak goreng curah dan kemasan hingga 450.000 ton (naik sebesar 50% dari
kebutuhan nasional 300.000 ton) di februari, Maret, dan April.
Pada komoditas daging sapi, produksi dalam negeri periode Maret dan April 2023 adalah 42.623 ton dan 45.319 ton.
Sementara kebutuhan daging sapi
selama Ramadhan dan Idul Fitri 2023 diperkirakan sebanyak 65.987 ton (Maret) dan 69.277 ton (April).
Sehingga terdapat potensi defisit, yang kemungkinan diantisipasi pemerintah dengan stok awal 2023 dan impor daging sapi/kerbau.
Kenaikan memang terjadi setiap kali melewati periode Ramadhan dan Idul Fitri.
Untuk itu, KPPU akan melakukan pemantauan harga dan ketersediaan stok daging sapi dan substitusinya untuk
memastikan ketersediaan stok daging selama periode hari besar
keagamaan tersebut.
Jelang Ramadhan tahun ini KPPU akan memfokuskan pada sisi penawaran
komoditas atau supply push,
apabila terdapat indikasi gangguan stok pangan karena praktik monopoli atau persaingan usaha tidak sehat KPPU
dapat melakukan penegakan hukum sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
Comment