Masih Dampak Pandemi, Kantor Bl Sebut Pertumbuhan Ekonomi Sulsel Melemah di Triwulan III

Kepala BI Sulsel Causa Iman Karana Paparkan Pertumbuhan Ekonomi Triwulan Ke-tiga (BERITA.NEWS/Andi Khaerul)

BERITA.NEWS, Makassar – Kantor Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sulawesi Selatan (Sulsel) merilis pertumbuhan ekonomi di triwulan ketiga melemah di bandingkan Triwulan ke kedua, Selasa (9/11/2021)

Hal itu dikatakan Kepala BI Perwakilan Sulawesi Selatan Causa Iman Karana. Terjadi penurunan pertumbuhan ekonomi di triwulan ketiga atau di bulan Juli – Oktober 2021 dibanding Triwulan kedua April – Juni.

”Pertumbuhan ekonomi sulsel melemah di triwulan ini. 3,24 secara angka signifikan penurunannya. Secara nasional pertumbuhan ekonomi triwulan ketiga memang melemah 3,15 melambat di triwulan sebelumnya 7,07,” ucapnya.

Jika melihat angka pertumbuhan Triwulan Ke-tiga 3,24 persen terlihat cukup jauh perbedaannya Triwulan Ke-dua sebesar 7,66 persen.

“Sumber utama pelemahan berasal dari permintaan domestik yang tumbuh melambat seiring kebijakan pembatasan mobilitas di berbagai wilayah mengatasi varian delta Covid-19. Sementara permintaan eksternal tetap tumbuh kuat, menopang pertumbuhan ekonomi baik nasional maupun ekonomi Sulawesi Selatan,” ucapnya.

Menurutnya, Pertumbuhan ekonomi Sulsel masih didorong oleh kinerja Lapangan Usaha (LU) utama. Seperti, Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan tumbuh sebesar 7,85% (yoy) dan memiliki pangsa sebesar 24,52% terhadap total PDRB Sulsel.

“Pertumbuhan didorong oleh peningkatan produksi beberapa komoditas perkebunan, antara lain: kelapa sawit, kopi, kakao, tebu, maupun peningkatan produksi sentra budidaya perikanan dan perikanan tangkap. Selanjutnya, LU Pertambangan tumbuh sebesar 3,61% (yoy) dengan pangsa sebesar 4,81% terhadap PDRB,” ucapnya.

Pertumbuhan juga masih didorong oleh peningkatan kinerja pertambangan bijih logam. Berdasarkan komponen pengeluaran, peningkatan net ekspor menjadi faktor pendorong utama pertumbuhan ekonomi Sulsel.

“Pada periode Januari-September 2021, total nilai ekspor Sulsel meningkat 12,96% (yoy) sedangkan total nilai impor menurun 20,36% (yoy). Peningkatan ekspor didorong meningkatnya permintaan negara mitra dagang, termasuk untuk komoditas besi dan baja,” ujarnya.

Sementara itu, dampak PPKM akibatkan penurunan pada beberapa kelompok pengeluaran seperti konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, dan investasi. Konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 1,03% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 5,96% (yoy).

“Penurunan konsumsi rumah tangga terjadi pada pada subkomponen Makanan dan Minuman, Pakaian dan Alas Kaki, Transportasi, Komunikasi, Rekreasi, dan Penyediaan Makan Minum,” sebutnya.

“Sejalan dengan hal itu, perkembangan LU utama seperti LU Industri Pengolahan, Konstruksi, Perdagangan, Transportasi, dan Akomodasi Makan Minum mencatatkan pertumbuhan lebih rendah dibanding dengan triwulan sebelumnya,” tambahnya.

 

Andi Khaerul

Comment