BERITA.NEWS, Makassar – Sudah hampir setahun pandemi Covid-19 melanda seluruh dunia, termasuk Indonesia, khususnya Sulawesi Selatan (Sulsel). Angka Kasus positif masih fluktuatif, membuat Pemerintah terus waspada.
Di awal-awal pandemi, Provinsi Sulsel termasuk dalam 5 besar yang tinggi angka penyebaran Covid-19. Untungnya Gugus Tugas dan Pemprov saat itu langsung mengambil langkah cepat, dibuatlah program wisata Covid. Cukup berhasil, bahkan sampai diakui WHO.
Namun, capaian kasus positif yang sempat melandai di angka Reproduksi Efektif (Rt) di bawah 0,9 dan keluar dari status wilayah zona merah kini kembali meningkat tajam dalam sepekan terakhir. Pasca Pilkada serentak 9 Desember lalu.
Gubernur Akui Kasus Positif di Sulsel Terus Meningkat
Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah (NA) mengakui adanya lonjakan kasus positif Covid-19 sepekan terakhir. Atensi pada penerapan protokol kesehatan musti lebih ditingkatkan. Pakai masker, jaga jarak dan tidak lupa cuci tangan.
Adapun Data Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Sulsel, Rt per tanggal 16 – 22 Desember 2020 atau dalam sepekan terus mengalami peningkatan. Mulai dari 1,19 – 1,30. Kasus positif per tanggal 22 Desember mencapai 549.
“Saya kira Sulawesi Selatan kasus masih terus naik, tentunya kita harus lebih berhati-hati, waspada lagi menghadapi Natal dan tahun ini,” ucapnya.
Pemerintah Larang Acara Tahun Baru
Pemprov Sulsel bersama Pemerintah di 24 Kabupaten dan Kota pun sudah melakukan rapat koordinasi jelang Natal dan tahun baru, disepakati tidak ada perayaan. Masyarakat di daerah diminta untuk tidak ke Kota Makassar yang masih menjadi episentrum penyebaran.
Tak hanya itu, Pemkot Makassar pun telah sepakat akan menutup dan membatasi sementara tempat hiburan, fasilitas umum yang berpotensi terjadi banyak kerumunan. Seperti, Anjungan Pantai Losari, Pantai Akarena. Mulai 24 Desember hingga 2 Januari 2021.
“Tidak ada ijin keramaian menjelang tahun baru. Kedua kita mengimbau Natal supaya dilaksanakan secara protokol kesehatan, artinya hindari Kerumunan, protokol kesehatan (prokes) betul-betul menjadi perhatian kita,” tegasnya.
Hal senada juga disampaikan Pj Walikota Makassar Rudy Djamaluddin. Pihaknya telah sepakat akan membatasi tempat yang berpotensi terjadi keramaian. Seperti, mall, restoran dan warung-warung kopi.
“Untuk warkop, cafe, restoran mall-mall rencana kami laksanakan pembatasan pembukaan, yang inshaa Allah akan didiskusikan secara detail. Mulai 24 Desember 2 Januari,” ucapnya.
Lonjakan Kasus Positif Dipengaruhi Transmisi Lokal
Sementara pakar Epidemiologi Unhas Prof Ridwan yang juga Tim Ahli Satgas Covid-19 mengatakan, lonjakan kasus positif saat ini salah satunya disebabkan adanya transmisi lokal. Utamanya klaster rumah tangga.
“Semua itu tidak terlepas dari apa yang namanya local transmission (transmisi lokal). Jadi Covid ini ada diantara warga kita. Ada dalam satu keluarga yang terkonfirmasi positif maka keluarga yang lain juga berpeluang,” tuturnya.
Wisata Covid ala Pemprov Sulsel Tekan Penyebaran
Wisata Covid merupakan program yang dicanangkan Gubernur Nurdin Abdullah. Mereka yang terkonfirmasi positif orang tanpa gejala (OTG) dikarantina di hotel-hotel berbintang secara gratis, asupan makanan diperhatikan.
Hal itu untuk mengantisipasi penyebaran klaster rumah tangga. Apabila salah satu anggota keluarga mereka ada yang positif melakukan isolasi mandiri di rumah, dinilai kurang efektif. Malah terjadi kasus baru.
“Masyarakat sangat merasakan manfaat dari program duta wisata covid, sehingga program termasuk dalam daftar WHO sebagai program inovasi penanganan Covid-19,” kata Wakil Gubernur (Wagub) Andi Sudirman Sulaiman.
- ANDI KHAERUL
Comment