BERITA.NEWS, Jakarta – Kurun waktu tiga bulan terakhir, konstalasi Pilwalkot Makassar terus bergerak massif.
Dari empat calon yang telah ditetapkan KPU Makassar; Ramdhan Pomanto-Fatmawati Rusdi (ADAMA/1), Munafi Arifuddin-Abdul Rahman Bando (Appi-Rahman/2), Syamsu Rizal-Fadli Ananda (DILAN/3), Irman Yasin Limpo-Andi Zunnun Nurdin Halid (IMUN/4), hanya Appi-Rahman yang paling menonjol di antara ketiga calon lainnya.
“Ibarat pertandingan bola 2×45 menit. Appi-Rahman sudah unggul gol dengan lawan-lawannya. Jika terus konsisten hingga menit-menit akhir, bukan tidak mungkin 9 Desember nanti, Makassar punya walikota baru, Appi-Rahman,” papar Onny Marmin Akib, tokoh masyarakat Sulsel yang bermukim di Jakarta kepada BERITA.NEWS, Jumat (25/9/2020)
Meskipun tinggal di Jakarta, Onny Marmin Akib mengaku mengikuti perkembangan Pilkada Makassar secara intens.
“Dari kacamata luar. Dari empat calon, Appi-Rahman paling diuntungkan. ADAMA akan beririsan dengan IMUN lewat keluarga besar Nasdem. ADAMA juga beririsan dengan loyalis IAS yang berada di belakang DILAN,” lugasnya.
Terlebih posisi Pak Gub, Nurdin Abdullah masih netral-netral saja di depan publik. Begitu juga dukungan birokrat kepada kontestan.
“Merahnya Pak Gub masih abu-abu. Begitu juga ASN di pemkot. Mereka terbelah tiga. Ada loyalis Danny, loyalis Deng Ical, dan Appi-Rahman. Jangan lupa, majunya Rahman Bando bukan hanya sebagai representatif Massenrempulu, tapi sebagai simbol pilihan ASN Makassar dalam dua terakhir tanpa walikota yang jelas,” tandasnya.
Belajar dari kegagalan Pilkada Makassar 2018 lalu, menurut Onny, sudah dipahami betul Munafri Arifuddin. “Tidak mungkin jatuh ke lubang yang sama. Pelajaran ini sangat berarti, terlebih Erwin Aksa menjadi ketua tim. Pelan tapi pasti image negatif Bosowa sudah terbantahkan. Pola kampanye lebih santun dan merakyat lebih ditonjolkan. Faktor-faktor inilah yang menjadi keunggulan Appi-Rahman sampai hari ini,” jelas Onny.
Dukungan pecinta bola, PSM Makassar kepada Munafri Arifuddin. Dukungan keluarga besar Bosowa Group, Toyota Kalla Group. Dukungan RT/RW yang telah dijaga dalam dua tahun terakhir serta dukungan birokrat dan Massenrempulu.
“Saran saya, ibarat bola. Bermain seperti biasa saja. Main lepas. Tanpa ada kartu kuning, apalagi kartu merah hingga konsisten di menit-menit akhir. Saya yakin, Appi-Rahman jawaranya,” lugas Onny.
Belum lagi bicara program kerja. Di tengah pandemi covid-19 ini, pasangan Appi-Rahman paling konsisten menjaga protokol kesehatan serta menyiapkan tempat bagi pasien covid-19.
“Pencoblosan hari ini, Appi-Rahman paling siap di antara calon lainnya. Program kerjanya juga jelas dan diterima masyarakat,” ujar Onny.
Pengamatan Onny Marmin Akib sejalan dengan hasil survei teranyar. Elektabilitas Appi-Rahman terus melambung. Survei yang dirilis PT Indeks Politica Indonesia (IPI) dari data yang direkam pada bulan Agustus 2020.
<span;>Selain tren positif Appi-Rahman, survei itu juga menunjukkan penurunan elektabilitas ADAMA. Kondisi yang sama juga dialami DILAN. Sementara IMUN cenderung stagnan.
“Dari tracking survei kami sejak Oktober 2019, Februari dan Juni 2020 sampai Agustus kemarin, elektabilitas pasangan Adama terus turun. Sementara Appi-Rahman naik terus, Dilan cenderung turun, dan Imun stagnan,” kata Direktur Eksekutif IPI, Suwadi Idris Amir saat mengekspose surveinya di Hotel Swissbelinn Panakkukang, Makassar, seperti dalam siaran persnya, Selasa (22/9/2020) lalu.
Pada Oktober 2019, elektabilitas Danny mencapai 56,84%. Namun sejak berpasangan dengan Fatmawati Rusdi elektabilitas pasangan ini jatuh ke posisi 35,25%. Hanya berselisih kurang dari 1 persen dengan Appi-Rahman.
Sebaliknya elektabilitas Appi pada Oktober 2019 masih di angka 18,31% dan konsisten terus menanjak. Sejak resmi berpasangan dengan Abdul Rahman, mantan Kadis Perikanan dan Kelautan Makassar, elektabilitas pasangan Appi-Rahman ini melambung ke angka 34,38%.
Sementara Syamsu Rizal MI yang elektabilitasnya di angka 7,88% pada Oktober 2019, mengalami pasang surut. Tingkat elektoralnya sempat naik ke angka 19,47% pada Juni 2020 saat pertama kali ia menyatakan berpasangan dengan dr Fadli Ananda, pemilik RSIA Ananda. Namun elektabilitas pasangan ini kembali jatuh ke angka 14,92% pada Agustus 2020.
Sementara Irman Yasin Limpo tidak mengalami banyak perubahan elektoral. None yang sempat bertarung di pilwalkot 2013, memulai tingkat elektoral di angka 1,43% pada Oktober 2019. Sempat naik ke angka 4,92% pada Februari 2020, namun elektabilitasnya kembali jatuh ke angka 3,33% pada Juni 2020.
Menurut Suwadi, berpasangan dengan Andi Zunnun Halid, putra dari elit DPP Golkar Nurdin Halid tidak membuat elektabilitas None naik. Pada Agustus 2020 elektabilitas IMUN hanya mencapai 3,68 persen.
Survei terakhir IPI pada Agustus 2020 melibatkan 1.530 responden yang tersebar di seluruh kelurahan di Makassar. Sampel tersebut dipilih menggunakan metode multistage random sampling dengan margin of error sebesar +/- 2,5%.
“Survei kami pada Oktober 2019 dan Februari 2020 adalah survei perorangan. Survei simulasi pasangan kami mulai Juni 2020, namun bukan dengan komposisi pasangan yang kita ketahui sekarang ini. Kecuali Appi-Rahman dan Dilan yang memang sejak Juni tidak pernah merubah pasangannya,” tuntas Suwadi.


Comment