BERITA.NEWS, Makassar – Banjir bandang cukup parah yang menghantam Kabupaten Luwu Utara (Lutra) pada hari Senin (13/7) malam lalu, mengakibatkan banyak kerusakan hingga menelan korban jiwa.
Terkait hal itu, desas-desus penyebab banjir disertai lumpur dan material batang pohon itu pun mencuat, salah satunya diduga akibat perambahan hutan yang cukup tinggi di daerah tersebut.
Meski begitu, Kepala Dinas Kehutanan (Dishut) Andi Parenrengi mengaku banjir bandang tersebut, untuk sementara belum bisa dikategorikan dampak dari akibat perambahan hutan. Mengingat belum ada bukti otentik.
“Jadi ini batang pohon tumbang kan kita lihat itu tidak ada aktivitas masyarakat itu betul pohon tumbang karena ada akarnya, murni pohon tumbang akibat hujan deras itu pohon berada di lereng hutang lindung yang susah dijangkau aktivitas manusia. Betul-betul faktor hujan keras sehingga terjadi banjir,” ucapnya.
Meski begitu, ia tak menyangkal adanya laporan perambahan hutan kerap terjadi di daerah tersebut. Olehnya itu, pihaknya telah mengirimkan tim dan polisi kehutanan (polhut) melakukan penelusuran. Hanya saja medan masih ekstrim untuk dilalui.
“Kalau kami berkesimpulan sudah tidak ada berdasarkan melihat kondisi lapangan, artinya saya juga tidak langsung menyatakan tidak ada aktivitas perambahan atau pengrusakan kalau ada kejadian begini,” sebutnya.
“Kalau dapat ada perambah langsung kita lapor ke Balai Gakkum Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Karena kami tidak punya PPNS jadi setiap ada aktivitas yang memang ada terkait ranah hukum itu kita laporkan. Apalagi kalau kedapatan di lapangan langsung kita tangkap kita tahan orangnya. Alat-alat yang digunakan ditahan, kita tahan semuanya,” pungkasnya.
. ANDI KHAERUL
Comment