BERITA.NEWS, Luwu – Inspektorat Jenderal Kementrian Pertanian (Kementan) Gatot Irianto dan Staf Khusus Kementan Lutfi Halide berkunjung ke Kabupaten Luwu, Sabtu (4/7/2020). Kunjung ini meninjau penambahan target tanam padi.
Bupati Luwu Basmin Mattayang mengatakan luas sawah saat ini mencapai 45 ribu hektare. “Kita hanya punya kendala pengairan untuk mengaliri sawah,” kata Basmin.
Banyak cetak sawah baru. Sawah baru ini awalnya berasal dari kebun kakao dan cengkeh di daratan ratah. Ini akibat tanah mulai tidak subur.
Bupati menjelaskan bahwa kendala petani saat ini adalah kurangnya alat dan mesin pertanian (alsintan). Di antaranya mesin combine atau alat perontok padi yang kurang, dimana hanya 50 unit saja. Makanya diusulkan ke pemerintah pusat untuk tambahan lagi 30 unit. Kemudian, mengusulkan raktor 200 unit. “Kalau ini ada, maka bisa panen serentak dan dapat panen tiga kali setahun,” ujar Basmin.
Inspektorat Jenderal Kementan Gatot Irianto meminta daerah mengajukan permohonan pengadaan alat panen, handtraktor, dan bibit padi. “Anggaran yang ada mencapai Rp3,7 triliun. Tapi juga alat ini nantinya disimpan dalam gudang milik Dinas Pertanian. Bukan diusulkan setiap petani,” katanya.
Lalu, bagaimana kalau petaninya hanya memiliki lahan seluas dua hektare. Biaya pemeliharaan juga ditanggung oleh daerah. Untuk itu, Dinas Pertanian di daerah harus menyiapkan surat pernyataan kesanggupan pengadaam brigade dan menyiapkan anggaran pemeliharaan. Dinas pertanian harus menyiapkan gudang penyimpanan alat.
Sekretaris Dirjen Tanaman Pangan Kementan RI, Bambang Pamuji mengatakan bahwa penyerapan anggaran APBN Dinas Pertanian Sulsel sangat rendah.
“Pagu anggaran diberikan mencapai Rp147 miliar, tapi baru terserap mencapai Rp27 miliar. Artinya baru 18 persen. Kita ingin serapannya capai 50 persen,” kata Bambang.
Menurutnya, kalau tidak bisa diserap 50 persen, dana ini akan ditarik pusat. Bahkan, bisa ditarik lalu direalokasikan ke provinsi lain. Tambahan alokasi mencapai 400 ribu hektare.
- MUH. ASRI


Comment