Perjuangan Guru di Bulukumba Saat Pandemi, Tetap Mengajar dengan Mendatangi Rumah Anak Didik

Rosmawati, seorang guru SD di Bulukumba, tetap mengajar saat pandemi Covid-19 dengan mendatangi rumah anak didiknya.

BERITA.NEWS, Bulukumba – Seorang guru di Bulukumba ini terus berjuang mengajarkan muridnya di tengah pandemi COVID-19 meski harus mendatangi rumah anak didik mereka satu per satu.

Pandemi corona membuat berbagai aktivitas sekolah dialihkan dari rumah. Segala aktivitas pembelajaran dilakukan melalui media online dan tak harus tatap muka secara langsung.

Tapi, meski pemerintah sudah mengimbau semua aktivitas pendidikan untuk dilakukan dari rumah, nyatanya hal ini tak berlaku bagi guru sekolah dasar (SD) ini yang rela mendatangi rumah-rumah siswanya. Ini dilakukan agar siswanya bisa belajar sekaligus memantau perkembangan belajar secara langsung para anak didiknya.

Itulah yang dilakukan Rosmawati (45) guru kelas 4 SD Negeri 230 Palambarae, Kecamatan Gantarang, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. Ia terpaksa harus mendatangi muridnya dari rumah ke rumah untuk mengajar.

Sebagai seorang guru, Rosmawati tak pantang menyerah untuk tetap mengajar murid-muridnya meski harus mendatangi rumah mereka satu per satu. Rosmawati mengaku hal ini dilakukan agar siswanya bisa belajar dan memantau perkembangan belajar secara langsung.

“Waktu mengetahui ada model belajar dari rumah dan menggunakan online saya tanya ke wali murid. Rupanya tidak banyak dari mereka yang punya telpon pintar,”ujarnya.

Rosmawati pun berinisiatif untuk mendatangi rumah siswa dan membimbing langsung di rumah mereka.

Untuk mendatangi rumah siswanya, Rosmawati diantar oleh suaminya. Perempuan paruh baya ini harus menempuh perjalanan sekira 15 kilometer menuju rumah siswanya. Tak ada pamrih di benaknya. Perempuan paruh baya itu hanya menginginkan siswanya benar-benar bisa belajar.

Perjuangannya itu disambut antusias oleh murid maupun orang tua murid. Dalam proses mengajar, orang tua siswa pun merasa sangat terbantu dengan inisiatif yang dilakukan oleh ibu guru Ros. Mengingat orang tua juga sibuk mencari naskah, sehingga sulit membantu anaknya selama belajar di rumah.

Anti, orang tua siswa, mengaku kewalahan ketika harus mengajari anaknya, Syahda dan Syakina, mulai dari hal-hal yang sederhana seperti membaca dan berhitung.

“Saya merasa kerepotan menghadapi tingkah laku mereka. Saya merasakan betapa susahnya mendidik anak-anak, disitu dapat dirasakan betapa beratnya tanggung jawab seorang guru untuk dapat memastikan anak didiknya dapat mengikuti pembelajaran dengan baik sehingga menjadi anak yang pandai. Selama ini profesi guru sering dianggap sepele oleh sebagian orang,” ucap Anti.

. IL

Comment