BERITA.NEWS, Bulukumba – Penolakan warga Na’na Kelurahan Borong Rappoa Kecamatan Kindang kabupaten Bulukumba terhadap proyek pengembangan Sistem Pengelolaan Air Minum PDAM telah mendapatkan titik temu dan solusi penyelesaian setelah dilakukan mediasi langsung antar pihak.
Proses mediasi dihadiri oleh Wakil Bupati Tomy Satria Yulianto, Minggu 8 Desember di salah satu Cafe di Bulukumba.
Sebanyak 11 orang warga Na’na menolak atau keberatan kebunnya dilewati perpipaan yang menghubungkan antara sumber air dari sungai Sappayya Na’na dengan saluran perpipaan PDAM.
Perpipaan yang akan dibangun tersebut memiliki panjang sekitar 300 meter dengan diameter pipa sebesar 8 inchi.
“Karena ditolak proyek ini tidak bisa dikerjakan, olehnya itu kami berupaya melakukan mediasi agar pekerjaan perpipaan ini bisa dilanjutkan,” ungkap Direktur PDAM H M Nur.
Selain faktor tidak mau dilewati kebunnya, warga Na’na sebenarnya keberatan karena merasa pemerintah tidak memberikan perhatian terhadap infrastruktur di wilayah tersebut, khususnya pembangunan jalan.
Namun setelah diberikan pemahaman dan penjelasan bahwa pekerjaan jalan ke Na’na sudah dianggarkan pada tahun 2020 melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) dengan panjang 3,5 kilometer maka warga pun menyetujui dan mengizinkan kelanjutan proyek perpipaan air tersebut.
“Dalam perjanjian yang ditandatangani perwakilan warga H Amiruddin, kesebelas warga tersebut bersedia kebunnya dilewati perpipaan 8 inchi,”ucap HM Nur.
Sebelumnya PDAM sudah memiliki saluran dari sumber air sungai Na’na, namun kata HM Nur, saluran tersebut tidak efektif lagi karena berdekatan dengan turbin mikrohidro yang berfungsi mensuplai kebutuhan listrik warga sebanyak 60 KK di wilayah tersebut.
Agar suplai airnya lebih maksimal dan tidak terbagi dengan turbin mikrohidro yang dibangun tahun 2017 yang lalu, sehingga pihak PDAM memindahkan hulu saluran pipanya ke sumber air lainnya yakni di sungai Sappayya dan sempat mendapat penolakan dari warga setempat.
“Selama ini sumber air dari Na’na mampu mensuplai kebutuhan air PDAM yang dikonsumsi oleh warga kota Bulukumba termasuk sebagian wilayah Desa Bontosunggu,” ungkap HM Nur.
IL
Comment