BERITA.NEWS, Makassar – Kontestasi Pilwali Makassar 2020 mendatang diwarnai wajah baru bakal calon Walikota. Meski demikian beberapa wajah baru seperti dr Fadli Ananda, Syarifuddin Daeng Punna dan Taufiqqul Hidayat Ande tidak direkeng (belum dilirik) oleh parpol termasul sejumlah lembaga survei.
Arief Wiacksono pengamat politik Universitas Bosowa Makassar mengaku tidak mengetahui secara pasti, tetapi bisa melihat popularitasnya kandidat dari berbagai hasil survey yang selama ini sudah beredar.
Tapi, menurutnya, paling aman lihat nanti hasil survey dokter fadly pada akhir tahun 2019/awal tahun 2020. Hasil itulah nanti yang akan menentukan jalur, lewat partai atau independen. Tapi sebaiknya harus sudah siap lewat jalur apapun.
“Iye, peluangnya terbuka lebar bagi wajah baru di pilwalkot makassar 2020. Asalkan memiliki tim yang baik, yang bisa meningkatkan aspek keterpilihan kandidatnya,”ujar Arief Wicaksono kepada BERITA.NEWS, Selasa (19/11/2019).
Kalau kita lihat secara umum, lanjut Arief, beberapa figur baru sebenarnya sudah punya angka survey, hanya saja masih kecil jumlahnya. Dimana gerakan tim lapangan yang agresif dan didukung dengan pendanaan yang baik, serta kinerja berbasis konsep dan data, harus lebih digiatkan.
Cuma memang tidak banyak figur yang memiliki endurance (ketahanan) yang baik jika durasi sosialisasinya relatif panjang seperti sekarang.
Berdasarkan informasi hampir semua kandidat wajah baru sudah mengeluarkan ongkos politik yang cukup banyak. Sebut saja dr Fadli Ananda kabarnya sudah menghabiskan biaya sosialisasi sekitar Rp3 miliar.
“Efektif atau tidaknya sebuah gerakan, sangat bergantung dari tujuannya. Kalau tujuannya adalah meningkatkan popularitas, saya pikir dr fadli sudah aman, meskipun untuk tujuan elektabilitas, beliau belum aman. Jadi dengan demikian, buang uang juga sangat tergantung dari tujuannya, serius atau tidak serius, maju pilwalkot makassar?,”ujar Arief Wicaksono.
Lalu bagaimana wajah lama seperti Danny Pomanto, Irman Yasin Limpo dan Syamsu Rizal?
“Yaaa, mereka kan sudah melewati tahapan sosialisasi kandidat. Popularitas sudah bagus sekali, tinggal bertarung merebut partai politik sebagai kendaraan, atau bertarung secara independen, dan seterusnya. Mereka sudah ada pengalaman, dan boleh jadi akan serius mengajak figur baru untuk join,”tandas pengamat politik Arief Wicaksono.
Comment