Dianggap Lamban Tangani Pasien, Begini Penjelasan RSUD Anwar Makkatutu Bantaeng

Dr Hikmawati, Kepala Bidang Pelayanan medik RSUD Anwar Makkatutu Bantaeng. (BERITA.NEWS/Saharuddin).

Dr Hikmawati, Kepala Bidang Pelayanan medik RSUD Anwar Makkatutu Bantaeng. (BERITA.NEWS/Saharuddin).

BERITA.NEWS, Bantaeng – Pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Anwar Makkatutu kabupaten Bantaeng dinilai lamban dalam menangani pasien.

Seperti yang dialami oleh salah seorang warga yang menjadi pasien beberapa waktu yang lalu,  Bulang (60).

Bulan adalah Warga Dusun Palanjong Desa Tombolo, Kecamatan Gantarangkeke, Kabupaten Bantaeng beberapa waktu yang lalu membawa surat rujukan FKTP agar dirinya segera mendapatkan pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut, hal tersebut terjadi  pada Jumat (8/11/2019) lalu.

Terkait dengan  hal tersebut Kepala Bidang Pelayanan Medik RSUD Anwar Makkatutu Bantaeng, Dr. Hikmawaty menjelaskan  kalau pihaknya dalam pelayanan di RSUD telah melakukan  secara maksimal kepada  semua pasien yang berobat.

“Pasien atas nama Bulan kalau sempat mengalami keterlambatan dalam penanganan itu disebabkan karena keterbatasan kursi roda yang kami miliki buat mereka yang rawat jalan” jelasnya.

Hal inilah menurut Hikma kemungkinan yang memicu kemarahan keluarga pasien sehingga menjadi Emosional.

“Kami hanya memiliki enam buah kursi roda dan pada saat itu semua terpakai. Kalau kita mau mengacu ke SOP  mulai dari proses registrasi itu baik-baik saja, karena dia masuk di loket prioritas,” kata Hikma, Jum’at (15/11/2019).

Hikma menyampaikan kalau pasien tersebut telah ditempatkan di loket prioritas dan diberi penanda guna dilayani secepat mungkin.

Selain itu, dia juga membeberkan kalau pada saat itu ada keterbatasan waktu, Sebab dokter harus segera bergegas untuk ibadah Jumat.

“Memang masalahnya saat itu hari Jumat, sementara pelayanan hari Jumat itu sebanarnya cuma sampai jam 10.00 Wita. Tetapi kita beri kebijaksanaan sampai pasien boleh mendaftar lewat beberapa menit dari jam 10.00 itu,” terangnya.

Baca Juga :  Bapanas Tetapkan Zona HET Beras, Disperindagkop Kaltara Singgung Cost Distribusi 

Setelah proses registrasi itu selesai, pasien tersebut kemudian diarahkan ke Poli Bedah. Disana, pasien dilakukan pemeriksaan penunjang di Radiologi.

“Di Radiologi itu kebetulan ada pasien di dalam, jadi sudah dijelaskan oleh perawat kita bahwa pemeriksaan di Radiologi itu lama karena tingkat kesulitan, bisa memakan waktu sampai 30 menit atau bahkan lebih dari itu,” tuturnya dia.

Dia Menjelaskan kalau didalam ruang Poli itu  juga ada pasien yang sama prioritasnya. Dokter tidak bisa juga dibuat terburi-buru di dalam (Radiologi) karena ada pasien lain yang sudah di dalam membutuhkan dokter.

Menurutnya, penyakit yang diderita pasien Bulang, harus ditangani langsung oleh dokter spesialis. Sebab, penyakit itu bukan sekedar baca rekam medik saja.

Hal itu juga merujuk pada SOP penanganan pasien.
Hanya saja, kata dia, namanya manusia kadangkala tidak sabaran. Apalagi pasien atas nama Bulang itu  tiba di Radiologi sekira pukul 11.00 Wita.

“Sehingga itu memang mepet sekali waktu. Tapi kami selalu bilang bahwa layanan publik itu (termasuk RS) tidak akan pernah zero complain. Karena Pada prinsipnya manusianya sebagai pemberi pelayanan yang tak bisa luput dari kelalaian. Sepanjang itu bukan sengaja dilakukan atau berulang-berulang membuat kesalahan itu,” tutup Dokter Hikma sapaan akrabnya.

Meski begitu, pihaknya terus mengevaluasi hal ini guna memberikan pelayanan terbaik lagi kedepannya.

  • Saharuddin

Comment