BERITA.NEWS, Bantaeng – Selama sepekan terakhir ini kebakaran yang terjadi di kawasan hutan lindung terus terjadi.
Hal tersehut disampaikan oleh kepala KPH Jeneberang II, Muh. Amri. Menurutnya, hanya dalam waktu beberapa hari saja hutan kawasan sudah terbakar lebih dari lima hektar.
“Sampai hari Sabtu kemarin hutan kawasan terbakar di Bantaeng itu sudah mencapai lebih dari lima hektar,” ucapnya, Selasa (22/10/2019).
Dia menambahkan kalau sampai saat ini kebakaran hutan negara tersebut masih terus terjadi dan luasannya masih terus bertambah.
Menurutnya, selama musim kemarau, kawasan hutan lindung yang mengalami kebakaran itu sudah mencapai puluhan hektar.
Kepala KPH Jeneberang II yang membawahi Kabupaten Bantaeng, Bulukumba, dan Sinjai ini menghimbau agar dalam proses pemadaman api terutama yang terjadi di daetah Desa Bonto Lojong masyarakat bisa turut serta bahu-membahu membantu memadamkan api.
“Kami sangat berharap masyarakat sekitar tempat kebakaran bisa turut serta membantu dalam proses pemadaman api,” tuturnya.
Karena menurutnya, dampak dari kebakaran itu akan dirasakan semua pihak termasuk masyarakat setempat.
Dirinya juga mengaku pernah membuat posko untuk menjaga dan mengantisipasi terjadinya kebakaran.
“Kami sempat membuat posko di Desa Bonto Lojong untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan dan hasilnya selama kami berposko tidak satupun kebakaran yang terjadi,” tuturnya.
Namun sayangnya setelah posko dihentikan kebakaran itu mulai terjadi lagi.
Dirinya pun mengaku sudah melakukan semua cara untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat setempat mulai dari sosialisasi yang dihadiri oleh semua kepala dusun sampai kepada pemasangan papan himbauan.
“Saya sudah tidak tahu lagi haris berbuat dan melakukan apa lagi agar masyarakat bisa paham, mulai dari sosialisasi sampai pada pemasangan papan himbauan kami telah lakukan tapi kenyataannya masih saja terjadi kebakaran hutan yang disebabkan oleh kelalaian masyarakat,” jelasnya.
Padahal dalam sosialisasi tersebut pihak KPH telah melibatkan semua unsur, mulai dari pemerintah desa, camat dan kepolisian.
Ironisnya lagi kata Amri, kebakaran terjadi di lokasi yang dipasangi papan himbauan.
“Saya anggap ini sudah keterlaluan, di tempat papan himbauan itu kami pasang justru disitu titik kebakaran itu terjadi,” ungkapnya kesal.
“Saya berharap nantinya yang dilakukan itu bukan hanya sekadar ketegasan saja dalam bertindak akan tetapi memang perlu diberikan efek jera kepada para pelaku yang menyebabkan kebakaran hutan kawasan tersebut,” tegasnya.
Sampai saat ini luasan hutan kawasan yang terbakar belum bisa diperkirakan dikarenakan kebakaran masih terus terjadi.
Menurut Amri, kebakaran itu terjadi diduga karena adanya pembersihan lahan dengan pola pembakaran yang tidak terkendali.
“Jadi dugaan kami saat ini kebakaran itu terjadi akibat pembersihan lahan atau kebun dengan cara membakar yang pastinya penyebab terjadinya kebakaran kawasan hutan lindung ini masih dalam proses penyelidikan pihak kepolisian,” tutupnya.
. Sahar


Comment