Guna Meningkatkan Kualitas Garam, Pemkab Jeneponto Gandeng Unhas

Bupati Jeneponto, Iksan Iskandar. (BERITA.NEWS/Ilham).

Bupati Jeneponto, Iksan Iskandar. (BERITA.NEWS/Ilham).

BERITA.NEWS, Jeneponto – Menanggapi anjloknya harga garam Pemerintah Kabupaten Jeneponto akan melakukan rapat koordinasi (Rakor) untuk menangani masalah ini.

“Ini akan dibicarakan ditingkat Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID). Jangan sampai garam juga menjadi penyebab salah satu inflasi. Kita akan menyeimbangkan antara produksi dan pembeli,”kata Bupati Jeneponto, Iksan Iskandar kepada wartawan, Senin (5/8/2019).

Bupati dua periode itu mengatakan, lahan tambak garam di Kabupaten Jeneponto mencapai kurang lebih 9 Hektar, yang berproduksi di 3 kecamatan (Tamalatea, Bangkala dan Arungkeke). Menurutnya, kualitas produksi garam di 3 Kecamatan ini semakin bagus.

Bahkan, kata dia, sudah berupaya sampai ke Jepang membicarakan tentang produksi garam di Jeneponto. Namun, Pemerintah Jepang membutuhkan kualitas dan kuantitas garam yang di produksi di Jeneponto.

“Kita sudah ada upaya-upaya, bahkan saya sampai ke Jepang membicarakan itu. Tetapi ada perbedaan pandangan. Jepang mau menerima dengan catatan kualitas dan kuantitas. Yang dibutuhkan waktu itu mencapai 80 persen dari kadar garam. Sementara yang di produksi di Jeneponto masih setengahnya,”kata Iksan.

Untuk itu, Pemerintah sudah bekerja sama dengan Unifersitas Hasanuddin untuk menggenjot kualitas dan kuantitas garam yang akan di produksi di Kabupaten Jeneponto.

“Melalui bapak Gubernur (Nurdin Abdullah) telah memfasilitasi menghadirkan ahli – ahli dari Unhas untuk bagaimana memikirkan sampai ke standar kualitas yang dibutuhkan oleh Jepang,”tutupnya.

Baca Juga :  Wabup Takalar Irup Peringatan Hari Pahlawan Nasional Tahun 2025 Tingkat Kabupaten Takalar

Sebelumnya, salah satu petani garam di Kampung Pa’celanga, Kelurahan Pellengu, Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, M Yahya (50) mengaku harga garam saat ini menurun drastis. Dia menyebut, itu sudah berlangsung sejak masuk tahun 2019.

Saat ini mulai musim panen garam.Di tambak, garam tampak menggunung. Dalam satu karung besar, hanya di hargai Rp30 ribu sampai Rp35 ribu per-karung.

“Setengah mati kita pak. Kalau banyak garam harga turun, mungkin kalau bulan depan kira-kira harganya semakin turun lagi pak karena semakin banyak garam,”kata Yahya kepada wartawan, Minggu (4/8/2019).

Hal itu juga dibenarkan pedagang garam pinggir jalan poros Jeneponto di kampung itu. Dibandingkan tahun 2018 lalu, kata dia, harga garam mencapai Rp150 ribu hingga Rp200 ribu perkarung besarnya.

“Itu kalau banyak garam pak, turun lagi harganya. Sekarang Rp35 ribu. Kami tidak tau kenapa bisa. Kasihan kami sebagai pedagang kecil,”keluh Mariama Daeng Caya.

Mereka berharap, pemerintah Kabupaten Jeneponto memperhatikan nasib mereka yang hanya berpenghasilan dari penjualan garam. “Setengah mati kita petani garam pak. Saya minta kepada pemerintah supaya bisa dinaikkan harganya itu pak,”Tutup Daeng Ngiji pedagang pinggir jalan lainnya.

  • Ilham

Comment