BERITA.NEWS, Makassar – TIM Program Kreativitas Mahasiswa Penerapan Teknologi (PKM-T) yang berjumlah lima orang dari Universitas Hasanuddin (Unhas) didanai oleh KEMENRISTEK DIKTI berkolaborasi membuat mesin pengering cengkeh berbasis konsentrator optic cermin rangkap, guna membantu para petani cengkeh dalam proses pengeringan cengkeh.
Kelima Mahasiswa itu, Muh. Firmansyah (Fakultas MIPA), Dewi Fadillah (Fakultas MIPA), Ole Langsang (Fakultas Pertanian), Muh. Rezky Ariansyah (Fakultas MIPA), dan Ebit Wanda Lestari (Fakultas MIPA) dibawah bimbingan Dosen Dr. Lantu, M. Eng, Sc.DESS.
Ketua tim, Muh. Firmansyah mengungkapkan, ide ini lahir dari hasil diskusinya dengan dosen pembimbingnya yaitu Dr. Lantu, M. Eng, Sc.DESS, kemudian dikembangkan sehingga didapatkan desain mesin pengering cengkeh yang berbasis konsentrator optic cermin rangkap.
“Di Indonesia, cengkeh merupakan salah satu produk perkebunan yang menjadi unggulan. Bagian utama dari tanaman cengkeh yang bernilai komersial adalah bunganya yang sebagian besar digunakan dalam industri rokok” ucap Firman
Proses pengeringan cengkeh pada umumnya masih dilakukan secara konvensional, membutuhkan area penjemuran yang besar, membutuhkan jangka waktu pengeringan yang relatif lama, dan tergantung pada panas matahari, serta faktor polusi udara seperti debu dan asap kendaraan juga akan mempengaruhi mutu cengkeh.
Oleh karena itu besar kemungkinan perubahan warna dan jamur akan muncul. Perubahan warna tersebut diakibatkan oleh kontaminasi dari lingkungan, seperti debu dan asap kendaraan, karena lokasi pengeringan berada pada pusat keramaian, mengingat lokasinya berada di sekitar jalanan utama tempat kendaraan lalu lalang. Munculnya jamur diakibatkan karena lamanya proses pengeringan serta kontaminasi udara.
Keterbatasan ini dapat diatasi dengan menggunakan “Mesin Pengering Cengkeh dengan Sistem konsentrator Optik cermin rangkap” dimana dengan menggunakan mesin ini, petani dapat menghemat waktu pengeringan, mengefisienkan lahan serta memanfaatkan sumber daya yang ada pada daerah tersebut, yaitu dengan tenaga surya dan tungku pembakaran biomassa apabila cuaca mendung atau pada malam hari.
- Ratih Sardianti Rosi
Comment