BERITA.NEWS, Makassar – Bentrokan antar pemuda di Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara, mengakibatkan 2 orang meninggal 8 orang luka – luka dan 87 rumah hangus terbakar.
Bentrokan tersebut bermula saat sekelompok pemuda yang berasal dari Desa Gunung jaya melakukan konvoi kendaraan bermotor dan melintasi Desa Sampuabalo, (4/6/2019).
Warga yang berada di sekitar wilayah Desa Sampuabalo tersulut emosi lantaran merasa terganggu dengan suara bising dari kendaraan yang melakukan konvoi.
Baca Juga : Pasca Lebaran, 8 Warga Desa Lonrong Bantaeng Diserang Anjing Gila
Lalu pada keesokan harinya, Rabu (5/6/2019) sekitar pukul 13.00 WITA, pemuda dari Desa Sampuabalo yang berniat menuju ke rumah keluarganya untuk melakukan silaturahmi melintas di daerah Desa Gunung Jaya.
Namun saat hendak melintasi daerah tersebut, pemuda tersebut diserang olah warga yang berada di Desa Gunung Jaya menggunakan Busur dan mengenai dada korban.
“Pada saat melintasi Desa Gunung Jaya pemuda tersebut langsung di busur dan mengenai dada sebelah kiri. Pemuda tersebut langsung kembali ke Desa Sampuabalo melaporkan kejadian tersebut,” kata Kabid Humas Polda Sulawesi Tenggara, AKBP Harry Goldenhart Santoso seperti dikutip dari laman liputan6.com, Jumat (7/6/2019).
Tak terima rekannya diserang oleh warga kampung sebelah, sekitar pukul 14.00 WITA, sekitar 100 orang pemuda mendatangi desa gunung jaya dan melemparkan batu ke arah rumah warga. Sehingga masyarakat Desa Gunung Jaya pun membalas serangan segerombolan pemuda tersebut.
“Karena banyaknya pemuda dari Desa Sampuabalo, sehingga masyarakat Desa Gunung Jaya langsung lari dan mengamankan diri di desa tetangga dan beberapa pemuda dari Desa Sampuabalo langsung membakar rumah dengan menggunakan, bom molotov dan bensin,” ujarnya.
Baca Juga : Akibat Korsleting Listrik, 3 Unit Aspol di Takalar Dilahap Sijago Merah
Akibat dari bentrokan tersebut sekitar 871 warga Desa Gunung jaya harus mengungsi lantaran khawatir menjadi korban.
“Untuk warga yang mengungsi yang terdata sampai siang ini adalah 871 jiwa,” kata Harry
Harry juga mengatakan bahwa saat ini di perbatasan kedua desa yang bentrokan di Kabupaten Buton tersebut dijaga ketat dengan status siaga 1. Meskipun pada Kamis, 6 Juni 2019 kemarin, situasi sempat kondusif. Guna pengamanan, saat ini sudah 2 Satuan Setingkat Kompi (SSK) atau 200 personel Brimob diturunkan.
“Untuk angg0ta Polda Sultra kita melaksanakan siaga 1. Saat ini sudah ada 2 SSK Brimob dan 2 SST TNI dari Korem Haluoleo,” pungkasnya.
Sumber : Liputan6.com
Comment